DENPASAR | patrolipost.com – Vaksinasi Lanjutan untuk anak usia 12-17 digelar secara serentak di 14 Provinsi di Indonesia. Di Bali, vaksinasi lanjutan dilaksanakan di SMA Negeri 5 Denpasar dan SMP Harapan Denpasar. Selain itu, vaksinasi juga dilakukan secara door to door di Banjar Gaduh, Denpasar, Kamis (12/8/2021).
Kepala Badan Intelejen Negara Daerah (Kabinda) Provinsi Bali Irjen Pol Hadi Purnomo menjelaskan, Bali telah mencapai vaksinasi pelajar tahap pertama sebanyak 103%. Sedangkan vaksinasi lanjutan diatas 30%.
“Yang pertama, ini merupakan program BIN, dan sampai saat ini kita terus mengejar target vaksinasi lanjutan tahap kedua ini sesuai perintah bapak Presiden,” kata Hadi Purnomo di SMA Negeri 5 Denpasar, Kamis (12/8/2021).
BIN menargetkan vaksinasi lanjutan di Denpasar sebanyak 3.000 peserta. Jumlah itu tersebar di tiga tempat dengan masing-masing lokasi disiapkan 1.000 dosis vaksin Sinovac.
Seperti diketahui, kata Hadi Purnomo, vaksinasi lanjutan untuk peserta didik ini jadi upaya dalam mempersiapkan rencana pembelajaran tatap muka di sekolah.
“Seperti arahan Presiden kalau vaksinasi sudah dilakukan dua kali, maka secepatnya pembelajaran tatap muka akan dibuka,” jelasnya.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada Dinas Kesehatan, Polda maupun instansi lain, dari Poltskes juga yang telah membantu dalam kegiatan ini,” tambah Kabinda Bali.
Sementara, Kepala SMA Negeri 5 Denpasar Cokorda Istri Mirah Kusuma Widiawati menjelaskan, selain melaksanakan vaksinasi tahap kedua, pihaknya juga memberikan kesempatan kepada 140 siswa yang belum mendapatkan vaksinasi tahap pertama.
Kasek yang akrab disapa Bu Cok ini menyebutkan, siswa yang akan divaksin tahap pertama sesinya berbeda dari vaksinasi lanjutan di tahap kedua. Mereka diberikan waktu usai vaksinasi kedua selesai atau siang hari.
“Jadi akan kita siapkan untuk vaksin pertama, yang belum tetap kita layani. Karena ada beberapa siswa kita yang kemarin mungkin ada halangan. Pelaksanaannya hari ini juga, tapi siang,” kata Cok Widiawati.
Dalam pelaksanaan vaksinasi itu, pengaturan dilakukan dengan menerapkan Protokol Kesehatan secara ketat. Setiap sesi akan diisi oleh siswa sebanyak 3 kelas, kemudian dilanjutkan dengan sesi berikutnya.
“Hal ini untuk menghindari kerumunan, jadi dilakukan secara bergilir yang dibagi dalam beberapa sesi,” kata Bu Cok. (pp03)