TABANAN | patrolipost.com – Revolusi pertanian baru dengan mengembangkan sistem pertanian organik yang dilakukan Gubernur Bali Wayan Koster memberikan harapan baru di dunia pertanian Indonesia yang lahir dari Bali. Salah satu terobosan Gubernur Koster telah menghasilkan Bunga Gemitir Bali Sudamala.
Varietas Gemitir Bali Sudamala secara resmi diluncurkan dari Kebun Percobaan Bali Gemitir, Desa Antapan, Baturiti Tabanan, Selasa (8/8/2023). Gemitir Bali Sudamala memiliki 5 warna yakni, warna merah, putih, kuning, emas, serta oranye.
Varietas ini memiliki nilai impor senilai Rp 30 miliar per tahun. Namun, di Bali sendiri kebutuhan bunga Gemitir bisa mencapai Rp 200 miliar/tahun. Mengingat kebutuhan bunga ini sangat tinggi untuk upacara adat dan keagamaan hingga dekorasi.
“Dalam 2-3 tahun ke depan, petani Bali sudah menanam sendiri benih bunga Gemitir Bali Sudamala, sekaligus tidak ada lagi yang namanya impor,” kata Gubernur Bali Wayan Koster di Tabanan, Selasa (8/8/2023).
Bunga Gemitir sebelumnya merupakan barang impor. Namun, Gubernur Bali Wayan Koster memutuskan untuk menghentikan pasokan dari luar negeri. Ia mulai melakukan penelitian bersama peneliti dari Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Universitas Udayana (Unud).
Pengembangan benih mulai dilakukan diawali pada 2 Agustus 2019. Dua peneliti yang ditugaskan yakni, Prof Dr M Syukur (IPB), Dr Syarifah Iis Aisyah (IPB), Prof Dr Dewi Sukma (IPB), dan Prof Dr Dewa Suprapta (Unud). Penelitian dilaksanakan mulai tahun 2020. Selanjutnya, akhir tahun 2022 sudah mampu menghasilkan benih budidaya. Panen perdana bunga Gemitir Bali Sudamala dilakukan pada Rabu (19/8/2023).
Terobosan Gubernur Bali Wayan Koster mengingatkan Rektor IPB Prof Dr Arif Satria pada kisah novel berjudul ‘The Silent Spring’. Novel itu mengisahkan tentang bagaimana di Amerika ada musim semi yang semu akibat masuknya pestisida dan bahan-bahan kimia.
Kontaminasi bahan kimia membuat serangga menghilang, sawah yang dulunya riuh dengan suara serangga, burung, dan binatang alam lainnya yang sangat indah, tiba-tiba sepi. Semua ekosistem alam rusak oleh pencemaran pestisida dan bahan kimia.
“Gubernur Bali mengingatkan kita harus belajar dari alam, sebelum alam memberi pelajaran kepada kita. Mengembalikan ekosistem alam dengan langkah luar biasa ini adalah sebuah komitmen untuk didukung,” kata Arif Satria.
Launching varietas Gemitir Bali Sudamala dihadiri Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya serta Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali I Wayan Sunada. Gubernur Bali Wayan Koster juga membagikan benih bunga Gemitir Bali Sudamala kepada Kelompok Petani di Kabupaten/Kota se-Bali. (pp03)