MANGUPURA | patrolipost.com – Masifnya penularan virus Corona ke sejumlah negara di dunia dikhawatirkan akan mempengaruhi kunjungan wisatawan ke Bali, khususnya Badung. Apalagi virus yang belum ada obatnya ini belakangan menjadi isu sentral di dunia pariwisata. Pariwisata badung pun terguncang.
Pasalnya, Tiongkok sebagai sumber muasal mewabahnya virus mematikan ini menjadi negara ‘penyumbang’ turis terbanyak ke Bali, setelah Australia.
Kepala Dinas Pariwisata Badung I Made Badra menyatakan, bila virus Corona tidak segera teratasi bukan tidak mungkin jumlah kunjungan wisatawan ke Bali khususnya Badung akan berkurang. Kunjungan wisatawan Tiongkok ke Badung mencapai 1,2 juta wisatawan dari 31 provinsi di negara tersebut.
“Kami belum bisa pastikan perkembangan berapa akan turun kunjungan wisatawan dari Tiongkok ini. Kami masih terus memantau perkembangan isu virus Corona ini,” ujarnya.
Mantan Kadis Perikanan Badung ini memastikan bahwa isu ini pasti akan mempengaruhi target kunjungan wisatawan ke Badung.
“Pasti akan mempengaruhi jumlah kunjungan, cuma belum bisa dipastikan,” kata Made Badra.
Sementara dari analisis data transaksi belanja wisatawan Tiongkok berbeda-beda, ada yang kelas atas, menengah dan ada yang kelas bawah. Namun, bila dirata-ratakan wisatawan Tiongkok belanja sekitar Rp 600 ribu hingga 800 ribu satu paket trip dua sampai tiga hari yang paling rendah.
“Kami juga belum mengetahui pasti berapa jumlah pembatalan terbang dari Cina ke Bali sehingga kita pun belum bisa melakukan estimasi berapa wisatawan yang batal datang ke Bali dan Badung,” terang Made Badra.
Saat ini jumlah wisatawan Tiongkok ke Badung menempati urutan kedua setelah Australia. Dari data wisatawan Tiongkok di Bulan November 2019 mencapai 80. 434 orang dan wisatwan India mencapai 39. 618 orang. Sementara posisi puncak wisatawan Australia mencapai 107. 818 orang.
Sementara jumlah kunjungan wisatawan asing di tahun 2019 secara menyeluruh mencapai 6.196.910 orang dan tahun 2020 ditarget 6. 150.000 orang. Angka target ini fluktuatif melihat kondisi, isu pariwisata di lapangan nantinya .
Lantas apa yang dilakukan jika jumlah wisatawan Tiongkok turun datang ke Bali? Pejabat asal Kuta ini mengaku akan mengarahkan promosi ke Eropa dan India. “Kita nanti akan melakukan promosi ke Eropa Barat dan Eropa Timur untuk meningkatkan jumlah kunjungan. Kemarin kami juga sudah ke India,” tegasnya.
Sementara Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Badung , I Made Sutama menyatakan, dampak dari isu virus corona ini dipastikan akan mempengaruhi target pendapatan daerah Badung.
“Pasti akan berpengaruh, karena kunjungan wisatawan Cina ke Badung sangat tinggi. Bahkan menempati urutan kedua,” katanya.
Penurunan jumlah kunjungan ini sudah pasti akan berimbas pada hunian akomodasi hotel yang ujung-ujungnya mempengaruhi pendapatan pajak hotel dan restoran.
“Virus ini tidak hanya mempengaruhi tamu Cina, tapi juga tamu lain,” ujar Sutama
Mantan Kepala BPPT Badung ini pun berharap virus yang sangat mematikan ini segera bisa teratasi. “Kami harap virus ini bisa segera diatasi, sehingga kondisi kembali normal. Dan bila ada wisatawan terjangkit selama di Bali supaya ditangani secara baik, sehingga menambah kepercayaan dunia terhadap pariwisata Bali,” terangnya.
Di bagian lain, pihak Rumah Sakit Daerah (RSD) Mangusada Badung memastikan sejauh ini belum ada pasien diduga terjangkit virus corona. Pihak rumah sakit plat merah ini juga menyebut situasi masih aman terkendali.
“Sementara belum ada (kasus virus Corona, red). Untuk keterangan lengkap silakan mengubungi Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali,” kata Kasi Humas RSD Mangusada Putu Widiastuti. (634)