SINGARAJA | patrolipost.com – Ulah Kepala Dusun Pasar, Desa Anturan, Buleleng tergolong nekat, sekaligus menggelikan. Betapa tidak, gara-gara kalah bersaing pada pemilihan kepala desa/pemilihan perbekel (Pilkel), ia membakar kartu jaminan kesehatan (KIS) milik warga miskin.
Akibat ulahnya itu tak saja membuat heboh, namun juga mengancam terhambatnya layanan kesehatan keluarga tak mampu di Desa Anturan.
Adalah Ketut Suarta, Kepala Dusun Pasar, dinyatakan kalah pada Pilkades 31 Oktober 2019 lalu. Sebanyak 21 kartu KIS milik warga kemudian dibakar oleh Suarta. Belum diketahui alasan pasti kenapa KIS milik warga yang jadi sasaran kekesalan Suarta.
Peristiwa itu terjadi dua minggu lalu, usai dilakukan pemilihan perbekel. Warga yang mendengar adanya pembakaran itu tidak mempercayai begitu saja. Namun saat Suarta dipanggil oleh Kepala Desa Anturan I Made Budi Arsana melalui forum rapat BPD, diperoleh kepastian soal pembakaran KIS itu. Dalam forum, Suarta mengakui perbuatannya telah membakar puluhan KIS milik warga miskin.
Dalam pengakuannya, Suarta merasa kesal karena telah bersusah payah mengurus KIS, namun mereka (pemilik KIS) tak memilihnya dalam Pilkel. Sehingga dia kalah dan hanya meraih 461 suara.
Komang Wilaya, pemilik salah satu kartu KIS yang dibakar oknum Kadus tersebut mengaku sudah menanyakan kepada Perbekel dan membenarkan.
“Kata Pak Mekel memang bener ada kejadian pembakaran KIS itu, cuma nama-namanya belum saya ketahui. Tetapi pihak Kades sudah memanggil Kadus tersebut untuk membuatkan lagi KIS warga yang sudah terbakar,” ungkap Komang Wilaya.
Dikonfirmasi pembakaran KIS itu, Perbekel Desa Anturan I Made Budi Arsana menjelaskan, kartu KIS warga dibakar oleh oknum Kadus Pasar yang mencalon diri sebagai calon perbekel pada Pilkel serentak bulan Oktober lalu.
“Kita sudah panggil yang bersangkutan dan sudah mengakuinya. Tetapi dia siap bertanggung jawab dengan membuatkan kembali kartu KIS warga,” kata Budi Arsana.
Dijelaskan Budi, alasan Kadus Pasar membakar kartu KIS karena kalah Pilkel akibat warga tidak memilihnya pada saat Pilkel. “Saya sudah tegaskan dan meminta kepada Kadus Suarta untuk membuat ulang kartu KIS tersebut dan mengurusnya ke BPJS Kesehatan. Yang dibakar itu (KIS) adalah dokumen negara jangan dianggap enteng,” tandas Made Budi. (625)