DENPASAR | patrolipost.com – Pemerintah Republik Ceko telah menunjuk putra Bali yakni Ida Bagus Gede Sidharta Putra (Gusde) sebagai Honory Consul atau Konsul Kehormatan Republik Ceko untuk Bali dan Nusa Tenggara. Saat penyerahan jabatan Konsul Kehormatan Republik Ceko untuk Bali dan Nusa Tenggara di kantor setempat, Sanur, Denpasar, Rabu (25/11), Gusde mengaku menjalankan 4 pilar diantaranya menjaga hubungan baik antar kedua negara (Indonesia dan Republik Ceko), membantu warga Negara Ceko yang ada di Bali jika mengalami masalah, menjembatani warga Negara Indonesia yang akan ke Ceko serta meningkatkan hubungan kebudayaan.
“Hampir satu tahun saya aktif menjalankan tugas sebagai Konsul Kehormatan Ceko untuk Bali dan Nusa Tenggara. Saat ini baru bisa terselenggara serah terima jabatan karena pandemi Covid-19 yang dihadiri langsung Duta Besar Republik Ceko untuk Indonesia, H.E. Ivan Hotek,” ucapnya.
Ia memaparkan, pada tahun 2019 lalu, wisatawan dari Republik Ceko yang datang langsung ke Bali melalui Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai sekitar 20 ribu orang. Jumlah tersebut cukup tinggi, kemudian yang datang melalui Jakarta sekitar 3 ribuan orang. “Ini adalah sebuah potensi saya lihat. Saya ingin meningkatkan hubungan kebudayaan. Ini sangat tepat kita yang berbasis budaya Bali. Ceko juga sangat menjaga budaya mereka. Saat ke Praha (ibu kota Negara Ceko) saya melihat bagaimana mereka menjaga budayanya, arsitektur negaranya tetap dipertahankan,” paparnya yang juga Ketua PHRI Denpasar ini.
Dikatakannya, ditengah Covid-19 hal yang telah dijajakinya sebagai Konsul Kehormatan Republik Ceko untuk Bali dan Nusa Tenggara adalah dari sisi investasi dan telah bertemu dengan sejumlah pengusaha di negara tersebut, perdagangan serta kerajinan selain sektor pariwisata. Apabila kondisi ini ke depannya semakin membaik, maka angka 30 ribu kunjungan turis Ceko ke Bali masih sangat potensial.
“Di sana konservasinya tinggi tentang kebudayaan yang bisa menjadi benang merah untuk hubungan kita. Ceko didatangi 20 juta pengunjung setiap tahunnya. 8 juta orang ke Praha. Warga kita juga banyak datang ke sana. Begitupun potensi dari Ceko ke Bali masih bisa ditingkatkan,” jelas Gusde yang juga pengelola bisnis Santrian Group.
Ia menceritakan, sebelum pandemi Covid-19, puluhan ribu turis Ceko liburan di Bali. Namun ada yang mengalami hal-hal bahagia dan sedih, adapula melebihi lama tinggal, sakit maupun kecelakaan. Pihaknya telah membantu menjembatani permasalahan-permasalahan yang dialami warga Ceko ketika berada di pulau ini.
Pendapatan per kapita penduduk di Ceko kata dia cukup tinggi. Ke depan pihaknya akan mengupayakan menampilkan kebudayaan dan kesenian Bali di negara tersebut. “Dari kalangan pendidikan minta akses bekerja sama dengan universitas di sini (Bali) tentang SDM dan pariwisata. Karena pandemi kita belum bisa beraktivitas, nanti kita agendakan,” katanya.
Sementara itu Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) mengatakan, Republik Ceko dengan Indonesia bukan persoalan baru. Hubungan Indonesia dan Ceko sudah berlangsung sebelum negara ini merdeka. “Di bidang ekonomi, Ceko sebagai salah satu negara di Eropa sangat strategis baik dari sisi perdagangan, energi dan pariwisata,” katanya.
Tren dari tahun ke tahun, Ceko mempunyai potensi luar biasa untuk Bali ke depan. “Sehingga saya rasa tepat dipilihnya Gusde sebagai Konsul Kehormatan Ceko untuk Bali dan Nusa Tenggara, karena bukan hanya sebagai tokoh pariwisata juga tokoh masyarakat. Jadi, ini kesempatan menjalin ikatan yang baik dengan Ceko dan mendatangkan wisatawan dari Eropa ke Bali,” ucap Cok Ace. (811)