GIANYAR | patrolipost.com – Guna melestarikan Bahasa Aksara dan Sastra Bali, Penyuluh Bahasa Bali Kabupaten Gianyar melaksanakan Lomba Film Pendek Mebase Bali tingkat SMA/SMK yang dikuti 33 sekolah/komunitas. Penyerahan hadiah lomba berupa piagam dan dana pembinaan diserahkan oleh Wakil Bupati Gianyar Anak Agung Gde Mayun didampingi OPD terkait di Balai Budaya Gianyar (11/1/2022).
Ketua panitia I Gede Nyana Kesuma mengatakan rangkaian lomba film pendek Mebase Bali ini mulai digelar sejak 4 Desember 2021, yang diawali dengan workshop di Kantor Desa Batubulan, Kecamatan Sukawati. Pendaftaran lomba Film Pendek Mebase Bali dimulai dari tanggal 29 November sampai 11 Desember yang diikuti 33 peserta, tetapi hanya 26 peserta yang mengunggah atau mengupload video/film pendeknya mulai dari 3 sampai 5 Januari 2022.
Video/film pendek tersebut kemudian dinilai dewan juri. Untuk juara yang akan dipilih yaitu juara I, II, III dan Juara Favorit. Dimana juara Favorit yang ditentukan dengan jumlah like terbanyak di akun instagram Bupati Gianyar @agusmahayastra.
Wakil Bupati Gianyar Anak Agung Gde Mayun mengatakan Lomba Film Pendek Mebase Bali tingkat SMA/SMK merupakan salah satu usaha pemerintah untuk melestarikan bahasa, aksara dan sastra Bali. Lomba tersebut bertujuan mewujudkan visi Kabupaten Gianyar “Terwujudnya masyarakat Gianyar yang bahagia, sejahtera, aman dan damai, mandiri berintegritas berdasarka tri hita karana melalui pembangunan nasional semesta berencana” yang dijelaskan kembali pada misi pada nomor 5 yaitu “menguatkan desa adat yang bertumpu pada nilai-nilai adat budaya dan agama Hindu.” Visi dan misi tersebut tidak lepas dari visi dan misi Pemerintah Provinsi Bali.
Wakil Bupati Anak Agung Gde Mayun mengajak generasi muda khususnya anak muda agar menggunakan bahasa Bali dalam percakapan sehari-hari, khususnya di rumah, di acara adat saat berdialog dengan semeton Bali. “Sampunang lek mebasa Bali yadiastun waged ring base dure negara. Dados jadma Bali sampunan lali mebase Bali, patut sutindih ring basa, aksara lan sastra Bali,” ujar Agung Mayun.
Salah satu pemenang, Dwi Putra Mahardika yang merupakan siswa dari SMKN 1 Mas yang dinobatkan menjadi pemenang menjelaskan penggarapan film dokumenter yang dibuat menghabiskan waktu sekitar dua minggu. Mulai dari pemilihan tema, narasumber, syuting hingga editing. Dimana film yang menampilkan petuah Jro Dalang I Gusti Ketut Muliawan ini sudah tayang di kanal YouTube Up division 2019.
“Secara umum menceritakan herannya seorang adik melihat kakaknya tidak pernah berbahasa Bali di rumah. Padahal mereka orang Bali. Nah si adik ini sampai menanyakan hal tersebut pada guru dalang,” jelasnya.
Jawaban atas pertanyaan tersebut lalu dituangkan dalam petuah wayang. Bahwasanya sangat penting peran orang tua di rumah untuk mengajari dan mendidik anak agar mencintai bahasa Bali. “Menguasai banyak bahasa itu baik, tetapi sebagai orang Bali semestinya bangga berbahasa Bali,” kata siswa asal Desa Mas Ubud.
Sebagai juara I, tim Up devision 2019 SMKN 1 Mas Ubud berhak mendapatkan piagam penghargaan serta dana pembinaan. Menyusul SMKN 1 Mas, dinobatkan sebagai juara II SMKN 1 Tegallaalang dengan judul film Sikut Satak, juara III 3M Project dengan judul film Pewacakan, dan juara favorit SMAN 1 Blahbatuh dengan judul Film Rungu. (kominfo/eka)