SINGARAJA | patrolipost.com – Setelah berjuang cukup lama, akhirnya keinginan masyarakat Desa Bungkulan, Kecamatan Sawan dipenuhi oleh Kanwil BPN Provinsi Bali. Sertifikat hak milik (SHM) No 2426/Desa Bungkulan atas nama Ketut Kusuma Ardana, dibatalkan.
Kanwil BPN Bali menerbitkan surat pembatalan nomor 0010/Pbt/BPN.51/I/2020. Pertimbangan BPN, setelah melakukan kajian, proses penerbitan SHM disimpulkan cacat administrasi.
Atas putusan itu, BPN Singaraja telah menghapus seluruh catatan administrasi termasuk daftar isian, berupa buku tanah dan surat ukur. Bahkan, pembatalan SHM tersebut telah disampaikan kepada masyarakat Desa Bungkulan sebagai permakluman.
Kepala BPN Buleleng I Komang Wedana mengatakan, atas pembatalan itu bisa saja Kusuma Ardana mengambil langkah PTUN. Hanya saja, kata Wedana, ia cukup siap jika saja pihak yang dirugikan oleh putusan itu melakukan langkah hukum.
“Kami siap jika keputusan ini ada gugatan. Sebelum mengeluarkan putusan status lahan dikembalikan seperti semula, pihaknya sudah mempelajarai tahapan-tahapannya secara cermat dan hati-hati. Kalaupun ada pihak yang mengaku berhak atas lahan itu silakan mengajukan permohonan baru,” ujarnya, Senin (13/1/2020).
Terkait pembatalan SHM itu, tokoh masyarakat Desa Bungkulan, Ketut Sumardana mengaku lega. Lahan seluas 1 hektare lebih itu, menurut Sumardana, berstatus tanah pekarangan desa (PKD). Dan setelah dibatalkan, Sumardana mengaku bersama pihak adat setempat akan disertifikatkan.
“Bersama prajuru adat akan kami sertifikatkan sehingga lahan untuk Puskesmas maupun lapangan bisa dimanfaatkan untuk kepentingan umum,” katanya.
Sebelumnya, warga Desa Bungkulan melakukan protes ke BPN atas terbitnya dua sertifikat nomor 2426 dan 2427 dengan nama Ketut Ardana yang note bene merupakan Kepala Desa Bungkulan. Setelah melalui proses panjang akhirnya Kanwil BPN Bali mencabut SHM Nomor 2426 yang dimanfaatkan untuk Puskemas Pembantu I Bungkulan. Sedangkan SHM Nomor 2427 yang dimanfaatkan untuk lapangan, masih dilakukan konsultasi ke BPN pusat mengingat sertifikat lahan itu tengah dijaminan di sebuah bank oleh Ketut Kusuma Ardana. (625)