BANGLI | patrolipost.com – Mini market “Menara Mart 6” yang berlokasi di Desa Yangapi, Kecamatan Tembuku, Bangli sejak dua pekan tidak beroperasi. Padahal untuk pendirian mini market tersebut banyak masyarakat Desa Adat Yangapi ikut menanam modal. Tutupnya mini market tersebut menjadi pertanyaan warga, sebab terkait dengan nasib modal yang telah mereka setorkan.
Salah seorang warga mengatakan bahwa mini market tersebut beroperasi kurang dari dua tahun. Karena tertarik banyak masyarakat ikut menanamkan modal untuk mengembangkan mini market tersebut.
Pria paruh baya ini mengaku ikut menanam modal Rp 1 juta-an. Kemudian dari modal tersebut nantinya akan mendapatkan keuntungan. Hanya saja dari awal beroperasi dirinya tidak mendapat apa-apa. “Hampir dua tahunan sudah dibuka mini market ini, tapi sampai sekarang tidak dapat apa-apa. Malahan sekarang mini market sudah tidak buka lagi,” ujarnya, Senin (5/9/2022).
Di sisi lain, warga mengatakan jika pengembangan mini market hasil kerjasama Desa Adat dengan sebuah koperasi yang lokasi berada di Tabanan. Tidak hanya menanamkan modal Rp 1 juta-an untuk mini market, tapi masyarakat juga menyertakan modal di koperasi. Nilainya bervariasi, mulai dari Rp 20 juta, dan bahkan ada ratusan juta rupiah.
“Karena tertarik saya sertakan modal di koperasi Rp 20 juta, namun belum pernah terima laba dari uang yang disimpan. Justru kini saya khawatir karena tidak ada kejelasan tentang uang yang disetorkan,” sebutnya.
Menurutnya pada awal beroperasi mini market ramai pembeli. Dalam sehari omset penjualan bisa sampai Rp 6 juta-an. Namun semakin lama, pembeli yang datang semakin sedikit.
“Dulu barang yang dijual lengkap, jadi banyak pembeli. Belakang pilihan barang sedikit dan sekarang tidak buka lagi, tidak tertutup kemungkinan banyak barang jadi kadaluwarsa” jelasnya. Bahkan dari informasi karyawan mini market bahkan tidak dapat gaji.
Dari sekian modal yang telah disetorkan, pihaknya tidak pernah mendapat hasil apa-apa. Sesuai dengan kesepakatan keuntungan yang diterima bisa ditarik atau diambil berupa barang.
“Saya sempat mengecek hasil yang saya dapat jumlahnya Rp 400 ribu, tapi saat akan saya ambil justru dibilang sudah hangus,” beber pria asal Banjar Metra Kelod ini.
Pihaknya berharap, pihak Desa Adat bisa menyelesaikan persoalan ini. Sehingga uang masyarakat bisa kembali.
Bendesa Adat Metra, I Nyoman Rendah Setiawan saat dikonfirmasi menjelaskan bahwa Desa Adat bekerjasama dengan sebuah koperasi. Tujuan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, agar ada pergerakan ekonomi di masyarakat.
Dalam kerjasama ini Desa Adat diminta untuk menyiapkan lahan dan membuka kesempatan bagi masyarakat untuk menanam modal. Dalam kerjasama ada pembagian keuntungan antara pengelola, Desa Adat maupun masyarakat yang menaruh modal.
“Kalau untuk Desa Adat mendapat 40 persen dari keuntungan. Kami pernah terima Rp 5 juta,” sebutnya.
Sementara disinggung tutupnya mini market, Nyoman Setiawan tidak menampik hal tersebut. Dikatakan bahwa sudah 10 hari terakhir mini market tidak beroperasi.
Terkait penyebab, pihaknya tidak banyak berkomentar. Namun demikian, pihaknya kini sedang berupaya untuk menyelesaikan masalah yang terjadi “Kami sedang komunikasikan dengan konsultan,” sebutnya. (750)