SINGARAJA | patrolipost.com – Sejumlah warga menuding Kepala Dusun (Kadus) Celuk Buluh Desa Kalibukbuk, Kecamatan Buleleng tidak transparan dalam penyaluran Bantuan Stimulus Usaha (BSU) untuk warga terdampak Covid-19. Bahkan Kadus dituduh memberikannya kepada keluarga dan kerabat dekat.
Bantuan bersumber dari Pemprov Bali itu diduga diselewengkan dari tujuan awal. Dampaknya bisa ditebak, masyarakat tidak puas dan menuding Kadus Celuk Buluh Putu Suardika melakukan penyelewengan karena dianggap tidak tepat sasaran.
Sesuai data, jumlah penerima BSU di Dusun Celuk Buluh mencapai sejumlah 70 orang. Masing-masing penerima mendapat Rp 1,8 juta sebagai dana stimulus. Selain dianggap tak transparan, oknum Kadus dituding memotong dana tersebut dari masing-masing penerima dengan besaran bervariasi.
Warga yang mengeluhkan ulah oknum kadus diantaranya, Agus Cahyadi, Ketut Sudiarta dan beberapa warga lainya. Untuk membuka kinerja oknum Kadus diduga nakal, salah satu warga mendatangi kantor Desa Kalibukbuk untuk meminta data penerima dana BSU. Oleh Sekdes ternyata diberikan data tidak valid. Bahkan saat diminta data pasti Sekdes Kalibukbuk berkilah dan menyarankan warganya mencari di internet.
“Kita sesalkan cara kerja oknum Sekdes dalam melayani masyarakat,” keluh warga bernama Ketut Sudiarta, Kamis (17/9/2020).
Sejumlah fakta disampaikan oleh warga. Diantaranya, para penerima dana BSU banyak yang tidak memiliki tempat usaha, namun mendapatkan bantuan.
“Padahal saat pembagian BLT kami sudah meminta kadus untuk memampang penerima bantuan di balai dusun agar semua masyarakat mengetahui dan ada keterbukaan, namun tak digubris,” ungkapnya.
Hanya saja setelah warga mempersoalkan ketidakadilan dalam penyaluran bantuan pemerintah, mereka mendapat teror dengan nada ancaman. Bahkan melalui akun Facebooknya, salah satu warga menumpahkan kekesalannya dengan membeber data penerima yang dia dapat tidak sesuai fakta.
“Ada pesan bernada ancaman dari oknum yang menyebutkan akan dilakukan serangan balik, jangan macam-macam,” katanya.
Atas tudingan warga itu, Kadus Celuk Buluh Putu Suardika membantahnya. Menurutnya, informasi yang berkembang belakangan tidak benar. Bahkan Putu Suardika menuduh para pihak yang menudingnya tak mengerti prosedur.
“Mereka hanya asal dan sentimen pribadi dengan saya. Sama sekali (info) tidak benar. Memang kebetulan ada keluarga yang dapat, tapi sudah ikuti prosedur dan kriteria BSU,” jelas Suardika.
Kepala Desa Kalibukbuk, I Ketut Suka saat dikonfirmasi terkesan membela anak buahnya tersebut. Katanya, informasi yang berkembang tidak benar. Memang oknum penyebar informasi kurang senang dengan Kadus lalu menyebar kabar yang kurang benar.
“Ini soal tidak puas saja karena tidak dapat (BSU). Sebagai masukan setelah tyang (saya) turun sudah sesuai dan tidak ada penyimpangan,” tandas Suka. (625)