JAKARTA | patrolipost.com – Sebuah studi baru mengklaim telah menemukan virus corona Sads-Cov dari babi yang dapat menular ke manusia. Sads-CoV ditemukan bisa berkembang biak di sel paru-paru manusia, sel saluran napas, dan sel usus.
Dikutip Pikiran-rakyat.com, para peneliti mendesak para ilmuwan untuk memantau secara dekat penyakit baru tersebut, karena telah dianggap sebagai ‘risiko tinggi potensial yang dapat mempengaruhi kesehatan global’.
Covid-19, jenis virus corona saat ini yang telah menyebar ke seluruh dunia, adalah zoonosis, berarti penyakit manusia yang berasal dari hewan. Dikhawatirkan Sads-CoV juga bisa menjadi zoonosis, dan akhirnya memperoleh kemampuan untuk memasuki sel manusia dan berkembang biak di dalamnya. Namun, hingga saat ini penyakit tersebut hanya menyerang babi.
Sads-Cov singkatan dari Swine Acute Diare Syndrome Coronavirus telah mewabah babi-babi di Tiongkok dalam beberapa tahun terakhir. Virus ini ditemukan di tahun 2016 pada babi yang menyebabkan diare parah dan 90 persen kemungkinan anak babi mati jika terkena Sads-Cov.
Para peneliti percaya patogen ini, seperti Covid-19 yang awalnya berasal dari kelelawar. University of North Carolina di di Amerika Serikat telah menyelidiki apakah Sads-Cov juga dapat mempengaruhi manusia.
Untuk menentukannya, para peneliti menginfeksi berbagai kultur sel monyet, kucing, babi dan manusia dengan virus Sads-CoV dan menguji apakah patogen dapat memasuki sel-sel ini dan berkembang biak di dalamnya. Peneliti menemukan bahwa hampir semua sel rentan terhadap penyakit, termasuk manusia.
Dalam tes lain, virus corona babi juga berkembang biak dalam sampel sel segar dari mukosa hidung manusia, saluran udara, dan paru-paru. Caitlin Edwards, yang memimpin penyelidikan mengatakan studi tersebut menunjukkan Sads-Cov bisa menjadi ancaman nyata bagi populasi manusia.
“Data ini menunjukkan bahwa spektrum host Sads-CoV sangat luas dan juga mencakup manusia,” kata Edwards.
“Ini mewujudkan Sads-CoV sebagai potensi virus corona berisiko tinggi yang dapat mempengaruhi kesehatan global dan ekonomi,” tambahnya.
Sejauh ini, tidak ada kasus infeksi manusia yang teridentifikasi di Tiongkok, tetapi patogen virus babi tersebut dapat mempengaruhi sel masa depan. Edwards menyarankan untuk terus memantau babi yang terinfeksi Sads-Cov. (305/prc)