MANGUPURA | patrolipost.com – Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati menyampaikan agar masyarakat waspada terhadap dampak perubahan iklim. Terutama pada El Nino yang diprediksi mencapai puncak pada Agustus hingga September 2023 diperkirakan akan menerjang Indonesia, terutama Bali.
“Ancaman pemanasan global juga terjadi dimana batas toleransi suhu 1,5 derajat celsius nyaris terlampaui, bahkan di Bali sendiri kita merasakan perubahan suhu,” kata Cok Ace dalam rakor penanggulangan dampak El Nino di Bali dan Deklarasi Champion Cabe dan Bawang Merah, Jumat (28/7/2023) lalu.
Wagub Cok Ace juga berharap pemerintah bisa tanggap dan waspada akan dampak El Nino sehingga tetap bisa menjaga supply barang ke pasar relatif lebih merata dan kontinyu.
“Untuk itu mari kita lakukan langkah preventif terutama dalam upaya menyediakan supply makanan kepada masyarakat,” kata Wagub Cok Ace.
Guru Besar ISI Denpasar itu juga mengungkapkan, capaian pertanian Bali pada 2022 surplus untuk cabai rawit sebesar 27.573 ton yang hanya mengalami defisit di bulan Desember. Cabai besar 3.639 ton tanpa ada bulan defisit. Sementara bawang merah secara keseluruhan surplus 761 ton yang hanya berlangsung selama empat bulan, sedangkan delapan bulan lainnya mengalami defisit.
“Hal ini mencerminkan bahwa pertanaman cabai tersebar relatif merata setiap bulannya, sedangkan bawang merah tersebar pada bulan-bulan tertentu saja karena sangat sensitif dengan perubahan iklim diluar musim (off seasons-red),” imbuhnya.
Sementara itu, Menteri Pertanian Republik Indonesia Syahrul Yasin Limpo mengatakan komitmennya untuk menyelamatkan bangsa melalui penyediaan pangan untuk Indonesia.
“Kita harus optimis mau El Nino atau apapun kita hadapi, mari bersama berjuang, jadikan tantangan ini sebagai motivasi untuk bisa melakukan yang terbaik untuk bangsa,” kata Syahrul Yasin.
Petani Champion atau petani penggerak mitra pemerintah juga diharapkan bisa memberikan dampak positif terhadap sub sektor hortikultura dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
“Saya juga berharap para Petani Champion bisa jaga inflasi dan penyebaran pasokan yang lebih merata hingga seluruh Indonesia,” imbuhnya.
Sebelumnya Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian RI Prihasto Setyanto menjelaskan, petani Champion berada di sentra-sentra produksi melaksanakan kegiatan pembelian cabai dan bawang merah dari petani dan mendistribusikan ke seluruh Indonesia. Wilayah defisit cabai atau bawang merah akan dipasok oleh Champion tersebut.
“Di sini pemerintah memetakan wilayah surplus dan defisit cabai dan bawang merah, sehingga lokasi-lokasi defisit mendapatkan perhatian yang lebih,” kata Prihasto Setyanto. (pp03)