PEKANBARU | patrolipost.com – Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Riau menemukan adanya ‘super spreader’ di tengah peningkatan kasus baru virus Corona. Juru bicara tim gugus tugas, dr Indra Yopi, menjelaskan ada satu pasien yang menularkan virusnya ke sembilan orang. dr Indra menyebut kasus baru yang terdeteksi di Riau sebagian besar adalah “imported case” alias orang yang datang dari luar provinsi.
“Karena memang sudah dibukanya oleh pemerintah pusat, orang bepergian dan cuma mengandalkan rapid test. Ini menjadi kelemahan dan mungkin kritik kami juga pada teman-teman di gugus tugas,” kata dr Indra dalam konferensi pers yang disiarkan BNPB, Selasa (23/6/2020).
Metode rapid test disebut dr Indra jadi kelemahan karena sering memberikan hasil negatif palsu. Ini artinya ada kemungkinan seseorang yang mendapat hasil rapid test negatif sebetulnya positif terinfeksi, namun tidak atau belum menunjukkan gejala.
dr Indra mengaku tim di Riau menemukan adanya kasus super spreader karena hal ini. Ada satu pasien yang menulari virusnya ke sembilan orang lain.
“Kasusnya dari Palembang. Dia (dari -red) Palembang, kemudian dua hari dirawat, kemudian meninggal. Hasil PCR-nya positif dan dia begitu ditracing dia memberikan, mentransmisikan ke sembilan baru. Ke anaknya, istrinya, saudaranya, tetangganya, teman sekantor istrinya,” papar dr Indra.
“Kalau memang pemeriksaan itu diwajibkan swab, itu lebih aman sebenarnya. Misal orang bepergian, kemudian dipastikan swab sebelumnya negatif, saya pikir itu lebih aman,” lanjutnya.(305/dtc)