DENPASAR | patrolipost.com – Fakta mengejutkan diungkap Balai Besar BMKG Wilayah III Denpasar, bahwa di Bali setiap bulan terjadi 500-an kali gempabumi. Hanya kekuatannya di bawah 3 M (magnitudo) sehingga tidak dirasakan guncangannya oleh penduduk Bali.
Kok bisa begitu banyak gempabumi terjadi di Pulau Bali? Kepala Bidang Data dan Informasi Balai Besar BMKG Wilayah III Denpasar, Iman Fatchurochman, Selasa (12/5/2020) menjelaskan, pada awal Mei hingga Selasa (12/5/2020), tercatat sebanyak 176 gempabumi telah terjadi di wilayah Regional III (Bali-Nusra).
Rentetan gempabumi tersebut kemudian menimbulkan beberapa spekulasi dan dikait-kaitkan dengan adanya fenomena alam lain yang akan terjadi.
“Kemarin beberapa kali gempabumi terjadi bukan hanya di Bali dan Lombok, melainkan pula di daerah Papua, Palu, Maluku, dan kekuatannya pun tidak besar, hanya berkisar 3 sampai dengan 5 Skala Richter (SR),” ujar Iman.
Iman menjelaskan, tahun 2020 ini sensor gempa atau yang disebut seismometer di Indonesia sudah meningkat dari sebelumnya. Awalnya hanya terdapat 176 sensor, sekarang bertambah menjadi 376 di Indonesia dan 143 sensor luar negeri.
“Nah, dengan adanya penambahan sensor gempa ini, kemampuan untuk mendeteksi gempa lebih tinggi lagi karena jejaringnya sudah mulai rapat. Jadi seolah-olah jumlah gempa meningkat dikait-kaitkan dengan fenomena lain,” ungkap Iman.
Singkatnya, simpul Iman, lebih banyak gempa berskala kecil atau di bawah 3 SR yang dapat dianalisis dan lebih akurat. Iman juga mengaku, penambahan sensor ini dilakukan tahun 2019 kemarin, agar lebih banyak gempa berskala kecil atau dibawah 3 SR yang dapat dianalisis dan lebih akurat.
“Contohnya saja di Bali, tahun-tahun sebelumnya dalam setiap bulan sekitar 300-an gempa yang bisa terdeteksi, sekarang sudah sampai 500an gempa terdeteksi karena adanya penambahan sensor tersebut,” tandas Iman. (cr01)