SANA’A | patrolipost.com – Houthi mengklaim langsung melancarkan serangan udara balasan terhadap kapal perang Amerika Serikat dan Inggris di Laut Merah, Jumat (21/1).
Anggota senior Houthi, Abdul Salam Jahaf, menuturkan serangan udara kelompoknya itu merupakan balasan usai AS dan Inggris membombardir sejumlah kota di Yaman pada Jumat dini hari.
Wakil Menteri Luar Negeri Yaman di rezim Houthi, Hussein Al Ezzi, memperingatkan AS dan Inggris akan menghadapi ganjaran yang buruk atas agresi terang-terangannya ini.
“Negara kami menjadi sasaran serangan agresif besar-besaran oleh kapal, kapal selam, dan pesawat tempur Amerika dan Inggris, dan Amerika serta Inggris pasti harus bersiap untuk membayar harga yang mahal dan menanggung semua konsekuensi mengerikan dari agresi terang-terangan ini,” kata al-Ezzi dilansir CNN.
Houthi menguasai sebagian besar Yaman, termasuk menduduki Ibu Kota Sana’a sejak 2014 ketika perang sipil pecah di negara itu.
Sementara itu, Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak menuturkan militernya berhasil menggempur sejumlah target Houthi di Yaman seperti beberapa pos dan gudang militer milik milisi itu.
Sebelumnya, dikutip CNN, pejabat Houthi juga melaporkan gempuran AS dan Inggris mengenai beberapa situs penting mereka seperti Pangkalan Udara Al Dailami di Ibu Kota Sanaa, kawasan Bandara Internasional Hodeidah, markas militer di Saada, kawasan Bandara Internasional Taiz dan sekitarnya di selatan Yaman, hingga bandara di kota Abs.
Serangan AS dan Inggris ini berlangsung setelah Houthi menembakkan sekitar 21 rudal dan drone ke sejumlah kapal perang AS di Laut Merah pada Selasa pekan ini.
Serangan AS dan Inggris ini menandai eskalasi baru perang Hamas vs Israel sejak 7 Oktober lalu yang meluas.
Sejak Israel menggempur Hamas di Gaza, Houthi ikut-ikutan melancarkan serangkaian serangan ke negara Zionis itu.
Belakangan, Houthi meningkatkan serangan mereka ke Israel dengan mulai menyerang dan membajak kapal-kapal komersial terkait Israel yang melewati Laut Merah.
Houthi mengatakan serangan itu ditujukan demi membela Palestina yang masih digempur secara brutal oleh Israel. (305/cnn)