DENPASAR | patrolipost.com – Yayasan Peduli Kemanusiaan (YPK) Bali bekerjasama dengan Dinas Sosial (Dinsos) Kota Denpasar dan Direct Aid Program (DAP) Konsulat Jenderal Australia di Bali menyediakan fasilitas pelayanan inovatif berupa Rumah Bantu Dengar (RBD). Hal ini dilakukan untuk memberikan pelayanan dalam bidang kesehatan THT (Bali Rungu) yang terjangkau bagi penyandang disabilitas maupun masyarakat umum yang kurang mampu.
Hadir Ketua K3S Kota Denpasar Ny Sagung Antari Jaya Negara sekaligus meresmikan RBD di Gedung Pusat Pelayanan Disabilitas Kota Denpasar, Sabtu (2/7/2022). Turut hadir mendampingi Ny Sagung Antari Jaya Negara, yakni Wakil Ketua K3S Kota Denpasar Ny Ayu Kristi Arya Wibawa, Ketua Gatriwara Kota Denpasar Ny Purnawati Ngurah Gede, Ketua DWP Kota Denpasar Ny Ida Ayu Widnyani Wiradana, Kadis Sosial I Gusti Ayu Laksmi Saraswati dan Ketua YKP Bali Elsye Suryawan.
Kegiatan peresmian RBD diawali dengan menandatangani perjanjian kerjasama antara Ketua YKP Bali Elsye Suryawan dan Kadis Sosial I Gusti Ayu Laksmi Saraswati serta dilanjutkan dengan penyerahan bantuan tanaman Bunga Kamelia, Bunga Cempaka Merah dan Hitam dari Relawan YPK dr Eka Putra Setiawan SP THT-KL (K) kepada Dinas Sosial Kota Denpasar untuk ditanam di Rumah Bantu Dengar.
Ketua K3S Kota Denpasar Ny Sagung Antari Jaya Negara mengatakan, fokus penanganan Covid-19 di masa post pandemi ini masih banyak kesehatan masyarakat yang belum tertangani dengan baik. Terutama warga Denpasar yang risiko rentan miskin maupun mengalami kerentanan secara ekonomi serta masuk pada kategori memerlukan pelayanan kesejahteraan sosial. Bahkan, banyak masyarakat yang telah mengalami gangguan pendengaran, sehingga ini pun akan mempengaruhi anak-anak usia dini dan sekolah.
“Disadari atau tidak, masa depan mereka akan dipengaruhi oleh kesehatan akan pendengaran. Melihat kondisi tersebut Pemkot Denpasar bergandengan tangan bersama-sama dengan K3S Kota Denpasar, YKP Bali dan Kedutaan Besar Australia melalui program DAP mewujudkan program pelayanan kesehatan THT bagi penyandang disabilitas maupun masyarakat umum dengan lantar belakang tidak mampu di Pusat Layanan disabilitas Kota Denpasar secara gratis,” kata Antari Jaya Negara.
Menurut Antari Jaya Negara, pelayanan ini merupakan bagian dari spirit Vasudaiva Kutumbhakam yang artinya bergotong royong dan menyama braya, bersama sama membantu warga yang memerlukan bantuan sehingga mampu dirasakan oleh masyarakat dan penyandang disabilitas atas pemenuhan haknya mendapatkan pelayanan kesehatan. Dimana program ini adalah sinergi dengan IDI dan Relawan Dokter THT.
“Untuk itu kami mengucapkan apresiasi yang setinggi tingginya kepada seluruh pihak yang sangat mendukung program ini, sehingga mampu mewujudkan kesejahteraan sosial bersama,” harapnya.
Sementara Ketua YKP Bali Elsye Suryawan menambahkan, masalah pendengaran di negara-negara berkembang masih sering disepelekan khususnya anak-anak usia dini dan usia sekolah.
“Masa depan mereka sangat dipengaruhi oleh pendengaran yang baik saat usia sekolah dimana mereka mulai belajar ilmu pengetahuan maupun mengenal ilmu kehidupan sebagai bekal kehidupan mereka selanjutnya,” imbuhnya.
Sehingga berdasarkan hal tersebut, pihak YPK Bali bekerjasama dengan Dinsos Kota Denpasar dan DAP Konsulat Jenderal Australia di Bali menyediakan fasilitas pelayanan inovatif berupa RB di pusat layanan disabilitas di Kota Denpasar.
“RBD ini merupakan outlet pelayanan YPK di Kota Denpasar, sehingga pelayanan sosial YPK Bali menjadi lebih dekat dengan masyarakat serta diberikan secara cuma-cuma,” tuturnya.
Selain pelayanan RBD ini, di Pusat Layanan Disabilitas Kota Denpasar juga YPK Bali melalui program Bali Rungunya juga akan bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kota Denpasar, PGPKT, IDI serta pemangku kepentingan lainnya untuk bersinergi dalam melaksanakan pelayanan terpadunya bagi seluruh masyarakat di Bali. Terlebih melalui kegiatan deteksi dini bersama Puskesmas dan Posyandu, pendidikan masyarakat tentang kesehatan telinga dan pendengaran, dengan prioritas murid-murid sekolah di seluruh Bali serta bantuan alat bantu dengar.
“Dengan adanya program Rumah Bantu Dengar ini, diharapkan masyarakat di Bali dan Denpasar khususnya dapat terlayani Kesehatan pendengarannya, terutama anak-anak dan murid-murid Sekolah Dasar dan Menengah. Selain itu, pelayanan yang diberikan juga untuk mendukung lahirnya generasi penerus yang bebas dari gangguan pendengaran,” pungkasnya. (030)