BANGLI | patrolipost.com – Warga Desa Serai, Kecamatan Kintamani, Bangli, mendadak heboh dengan fenomena alam yang terjadi. Sebuah pohon nangka di laba pura baler desa meneteskan air dari dahannya. Air tersebut diyakini sebagian warga sebagai tirta. Tidak sedikit masyarakat mendatangi lokasi tersebut.
Bendesa Adat Serai, I Wayan Karya mengatakan awalnya dirinya mengajak beberapa orang untuk memangkas dahan jeruk di sepuratan laba pura. Selain itu pihak juga memangkas dahan nangka tersebut, pada 9 Juli lalu sekitar pukul 10.00 Wita. Selang beberapa jam sekitar pukul 16.00 Wita, keluar air dari dahan yang dipotong.
“Air yang diyakini sebagai tirta tersebut, muncul dari dahan pohon nangka yang ditebang,” ungkapnya Rabu (22/7/2020).
Ada 9 titik dahan yang mengeluarkan air. Air keluar dari dahan secara menetes. Kemudian pihaknya memasang plastik di bawah pohon nangka, sehingga air terkumpul di plastik dan memudah untuk diambil.
Lebih lanjut disampaikan, dari medalnya tirta tersebut, sekitar 4-5 hari terus menetes. Namun setelah itu, tirta medal sekitar pukul 08.00 Wita selang beberapa jam tidak muncul. Kemudian medal kembali sekitar pukul 16.00 Wita.
“Seperti ada jeda medal tirta dari pohon nangka,” sambungnya.
Diakui, setelah medal tirta ramai masyarakat yang tangkil, mulai dari desa sekitar Serai, adapula dari Desa Tiga, Kecamatan Susut, Bangli yang memang memiliki kaitan dengan Desa Serai. Sementara itu, setiap harinya ada yang perjaga di lokasi medalnya tirta tersebut.
“Pagi hingga sore hari ada prajuru di lokasi, begitu pula malam hari ada krama yang makemit,” ujarnya.
Disinggung langkah adat, pasca medal tirta tersebut, Wayan Karya mengatakan bahwa pihaknya meminta petunjuk sulinggih di Griya Sala, Desa Abuan, Susut. Ada petunjuk agar krama membangun puru ulun suwi di lokasi pohon nangka saat ini.
“Memang di wilayah kami belum ada pura Ulun Suwi. Berdasarkan petunjuk yang diberikan, kami memang berniat membangun pura ulun suwi. Namun karena keterbatasan dana mungkin bisa dibangun asagan terlebih dahulu, hal ini pun masih akan kami bahas dengan krama,” imbuhnya. (750)