DENPASAR | patrolipost.com – Akademisi Universitas Udayana (Unud) bidang transportasi Prof Ir Putu Alit Suthanaya ST MEngSc PhD mengatakan pembangunan Jalan Tol Jagat Kerthi Bali diperkirakan dapat mengurangi angka kecelakaan lalu lintas. Menurutnya, jalur Denpasar-Gilimanuk dikenal lama sebagai jalur tengkorak akibat tingginya tingkat fatalitas kecelakaan lalu lintas.
“Sebagai ilustrasi, luas jaringan jalan dibandingkan luas wilayah perkotaan Sarbagita hanya sekitar 6 persen, artinya kita masih kekurangan jaringan jalan,” kata Alit Suthanaya, Selasa (13/9/2022).
Idealnya, luas jaringan jalan sekitar 15 persen dari luas wilayah. Mengingat luas jalan masih belum ideal, kata Alit, perlu upaya lain untuk mengurangi beban lalu lintas. Sehingga, kebutuhan untuk membangun jalan dapat ditekan melalui skema demand management atau memindahkan sebagian pengguna jalan ke sistem angkutan.
Jalan tol Gilimanuk-Denpasar sepanjang 96,21 Km itu juga dapat mengurangi waktu tempuh secara signifikan.
Sedangkan Dekan Fisip Undiknas DR Nyoman Subanda memberikan penekanan pada dampak sosial dari pembangunan jalan tol Gilmanuk-Denpasar. Menurut Subanda, pembangunan jalan memicu alih fungsi lahan. Menurutnya, banyak areal persawahan produktif akan hilang.
“Alih fungsi lahan menjadi sangat tinggi, sawah-sawah produktif dan perkebunan akan hilang,” kata Subanda.
Meski di sisi lain, Subanda mengamini infrastruktur jalan yang dibangun mempersingkat waktu tempuh Gilimanuk-Denpasar. Dia berharap, pemerintah juga mengantisipasi munculnya warung-warung di sepanjang jalan tol. Sebab, jika tidak diantisipasi sejak awal, kemunculan warung maupun kafe luar akan merusak pemandangan.
“Masyarakat yang mendapat ganti rugi tanah yang kena jalur pembangunan, sementara bisa hidup senang dan mewah. Setelah itu, mereka bisa melarat lagi, hal-hal semacam itu perlu dicari jalan keluar dan masyarakat perlu mendapat advokasi,” ujarnya.
Sementara, Ketua DPRD Jembrana Ni Made Sri Sutharmi mengungkapkan, Tol Jagat Kerthi Bali akan peningkatan perekonomian masyarakat di Jembrana.
“Ini jalan sangat penting menjadi akses percepatan pelayanan industri pariwisata di Kabupaten Jembrana,” ujar Ni Made Sri Sutharmi. (pp03)