Grafis capaian implementasi QRIS di Bali. (ist)
DENPASAR | patrolipost.com – Kantor Perwakilan Wilayah (KPw) Bank Indonesia (BI) sejak diluncurkannya transaksi pembayaran non tunai di awal tahun 2019, gencar melakukan sosialisasi dan edukasi implementasi QRIS di daerah bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Bali dan Perusahaan Jasa Sistem Pembayaran (PJSP).
Implementasi QRIS ini tentunya sejalan dengan rangkaian road tatanan kehidupan era baru dan digitalisasi pariwisata/UMKM berbasis QRIS di sembilan kabupaten/kota di Bali, namun seiring dengan adanya pandemi Covid-19 penerapan transaksi non tunai dianggap sebuah solutif dalam sebuah transaksi.
Bank Indonesia mencatat, penerapan transaksi non tunai di Bali di tengah pandemi Covid-19 rupanya mulai menampakkan hasil. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah merchant sejak pertama kali diluncurkan di tahun 2019 yang hanya berjumlah 25.493 merchant, lantas naik 600 persen di akhir tahun 2020 menjadi 171.994 merchant.
“Awal tahun 2020 kita diperingkat 12 nasional, namun di Bulan Desember 2020, peringkat kita langsung melesat ke peringkat 8 nasional,” ucap Kepala KPw BI Bali, Trisno Nugroho yang dihubungi melalui selulernya, Jumat (1/1/2021) malam.
Menurutnya capain ini tidak terlepas dari adanya dukungan pemerintah daerah, PJSP serta stakeholder lainnya termasuk media.
“Penerapan QRIS telah merasuk ke semua lini sektor perekonomian yang ada, masyarakat mulai mengenal apa itu QRIS tinggal bagaimana mengketuktularkannya kepada yang lain agar lebih masif lagi,” ujarnya, seraya berujar capaian kali ini bisa dijadikan tolok ukur ke depannya untuk bekerja lebih baik lagi. (wie)