Anggota Paskibraka Meninggal Usai Latihan

paskibraka 33333 cccccc
Prosesi pemakaman Tung Aulia Delfi Safitri (16) anggota Paskibra, siswi SMKN 2 Gedangsari asal Kalurahan Bogem, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah yang meninggal dunia seusai latihan. (ist)

SEMARANG | patrolipost.com – Tung Aulia Delfi Safitri (16) anggota pasukan pengibar bendera (Paskibra) Kapanewon Gedangsari, Gunungkidul, DIY meninggal dunia seusai latihan dan terlambat mendapat penanganan medis.

Penanganan terhadap siswi SMK N 2 Gedangsari asal Kalurahan Bogem, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah dianggap terlambat usai pelayanan Puskesmas Bayat dianggap mengecewakan.

Puskesmas tersebut tidak ada dokter dan tidak ada sopir ambulans. Akibatnya, nyawa siswa tersebut tidak terselamatkan. Hal tersebut dibenarkan oleh T, warga Dusun Bogem Kalurahan Bogem Kecamatan Bayat. Ketika dihubungi melalui nomor pribadinya, T mengakui jika Tung Aulia meninggal dunia Rabu (9/8/2023) malam.

Diduga Tung Aulia mengalami kelelehan usai latihan Paskibra nyaris seharian. Tung Aulia tiba-tiba jatuh sakit usai tiba di rumahnya selepas maghrib. Pihak keluarga sebenarnya sudah membawa yang bersangkutan ke Puskesmas terdekat. Namun upaya mereka sia-sia karena tidak ada dokter dan tidak ada sopir ambulans untuk merujuknya.

“Geger mas kemarin. Warga di sini pada nggruduk ke Puskesmas,” ujarnya, Jumat (11/8/2023).

Saat tiba di Puskesmas, lanjut dia, ternyata tidak ada dokter yang bisa memeriksanya. Pihak keluarga kemudian meminta agar bisa merujuknya ke rumah sakit. Di Puskesmas tersebut sebenarnya ada ambulans namun tidak ada sopirnya.

“Amburadul mas. Terlambat penanganannya,” kata dia.

Kapolsek Gedangsari, AKP Suryanto membenarkan jika ada anggota paskibra di Gedangsari yang meninggal dunia. Namun demikian dia menepis jika pelajar tersebut meninggal karena kelelahan latihan paskibra.

“Iya Rabu 9 Agustus 2023 pagi itu ikut latihan dan sore hari di rumahnya sakit mendadak dan meninggal dunia,” kata Kapolsek Gedangsari AKP Suryanto, saat dihubungi melalui telepon, pada Kamis (10/8/2023).

Dia menjelaskan, porsi latihan yang diberikan oleh anggota Polsek Gedangsari tidak terlalu berat. Karena anggota Paskibra ini nanti hanya untuk upacara biasa bukan memperingati detik-detik Proklamasi.

Menurutnya porsi latihan tidak seberat Paskibraka tingkat Kabupaten. Karena nanti di Gedangsari hanya akan ada upacara biasa. Di mana untuk upacara detik-detik proklamasi, seluruh Formkompinca bakal melaksanakannya secara daring di Aula Kapanewon.

“Ya kita latihan biasa dari jam 9 sampai jam 11. Dan hanya biasa,” terangnya. Suryanto menyebut jika pelajar yang meninggal ini termasuk senior.

Selain ikut dalam pasukan, pelajar ini juga sering memberi arahan kepada yuniornya. Namun latihan terakhir tidak ada yang berat dan tidak dilakukan seharian. Latihan terakhir seperti biasa yaitu mulai pukul 09.00 WIB dan berakhir pukul 11.00 WIB.

Usai latihan siswa-siswa tersebut diperkenankan untuk pulang dan pelajar yang meninggal ini juga sempat bertemu dengan orangtuanya.

“Kalau kelelahan tidaknya saya tidak tahu. Tapi porsi latihan yang kami berikan tidak berat wong hanya untuk upacara biasa. Tidak untuk detik-detik Proklamasi,” terang dia.

Berdasarkan informasi yang dia terima, siswa tersebut sebenarnya sudah sakit cukup lama. Namun dia tidak mengetahui sakit yang diderita siswa tersebut. Karena untuk menanyakan ke pihak keluarga suasana tengah berduka. (305/snc)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.