DENPASAR | patrolipost.com – Permasalahan sampah di Bali kian mengkhawatirkan. Timbunan sampah di Bali mencapai 4.281 ton per hari. Sementara penanganan sampah dengan baik baru 2.061 ton per hari atau 48 persen.
Sementara sampah yang belum ditangani dengan baik sebesar 2.220 ton per hari dengan rincian; dibakar 19 persen, dibuang ke lingkungan 22 persen dan dibuang ke saluran air 11 persen. Hal ini berpotensi konflik masalah sampah yang akan menggangu Kamtibmas. Sebab, jumlah dan luas TPA di setiap Kabupaten/Kota masih terbatas, volume sampah terus meningkat, pola pengelolaan sampah masih menggunakan pola lama, yaitu kumpul dan angkut, kesadaran masyarakat untuk mengolah sampah masih rendah dan minimnya tempat produksi sampah organik.
Untuk mengantisipasi terjadinya konflik sampah tersebut, Subdit III Direktorat Intelkam Polda Bali menggelar Focus Group Discussion (FGD) dengan sejumlah intansi terkait, akademisi, tokoh masyarakat, TNI dan Kejaksaan di Denpasar, Kamis (5/12).
“Hari ini kita membicarakan sampah tapi bukan sampah yang dibicarakan, namun solusinya. Sampah tidak bisa dihentikan semasih adanya kehidupan. Melalui forum ini akan dibahas bagaimana cara mengantisipasi konflik yang terjadi berkaitan dengan sampah dari berbagai sudut pandang. Kami berharap dari hasil diskusi hari ini mampu memberikan sumbangsih kepada pemerintah dan permasalahan tidak berlarut-larut. Bali sebagai barometer Pariwisata malu kalau banyak sampah,” Wadir Intelkam Polda Bali, AKBP Dwi Wahyudi SIK, saat membuka kegiatan diskusi FGD.
Dikatakan Wahyudi, maksud dan tujuan kegiatan adalah untuk menyamakan persepsi dalam penanganan sampah guna mewujudkan Bali yang bersih dan nyaman serta mencegah terjadinya konflik sosial di masyarakat.
“Untuk itu, atas nama Pimpinan Polda Bali, kami meminta masukan dari hadiran untuk bertukar pikiran tentang penanganan sampah di Bali,” ujarnya.
Sementara Kepada Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Bali, I Made Teja mengatakan, dengan penduduk Bali 4,3 juta jiwa dan 15 juta wisatawan, permasalahan sampah baru kita rasakan. Mengurus sampah tidak mudah dan biaya penggelolaan sampah yang modern belum terpenuhi dan saat ini masih berproses akan dilakukan tender Investor dalam KBPU.
Kondisi riil saat ini, di TPA Suwung dan TPA di kewilayahan adalah kebakaran yang sering terjadi saat musim kemarau. Karena saat ini masih terjadi permasalahan di TPA Suwung, maka pemgelolaan sampah sementara diserahkan kepada masing – masing Kabupaten. Sampah yang masuk ke TPA Suwung sebagaian besar adalah sampah rumah tangga dan harus dilakukan penggolahan secara maksimal.
Menurutnya, pemerintah tidak ada perintah untuk menutup TPA tapi pengelolaan akan dikendalikan. Saat ini prasarana penggelolaan sampah dalam keadaan rusak. Dengan adanya persoalan sampah saat ini kami dari Dinas Lingkungan Hidup akan berproses dengan syarat Pemerintahan Kabupaten/Kota mengikuti intruksi Provinsi.
“Tanggal sembilan ini, kita akan lelang tender untuk kelolah sampah dua ribu ton per hari. Sementara pendaftaran peserta tender mulai tanggal 12 sampai 20 Desember,” katanya. (007)