JAKARTA | patrolipost.com – PT Angkasa Pura I (AP1) bersama dengan asosiasi maskapai penerbangan dunia, International Air Transport Association (IATA), berkolaborasi dalam meningkatkan pelayanan dan operasional di bandara-bandara yang dikelola AP1.
Kerjasama itu ditandai dengan penandatangan MoU (Memorandum of Understanding) oleh Direktur Utama AP1 Faik Fahmi dan Wakil Direktur Regional Asia-Pasifik IATA Philip Goh di Kantor Pusat AP1 Jakarta, Rabu (13/9/2023).
Faik Fahmi mengatakan, penandatanganan nota kesepahaman akan mempererat kerja sama antara AP1 dengan IATA yang telah terjalin sejak 2015. Sebelumnya, AP1 dan IATA telah bekerjasama untuk peningkatan kapasitas dan kapabilitas SDM AP1 melalui latihan dalam bidang operasional bandara dan pengelolaan bidang komersial.
“Saat ini, AP1 tengah menjalankan Program Transformasi Perusahaan yang terdiri atas empat pilar, salah satunya adalah pilar Organization and Culture dengan tujuan untuk mengembangkan SDM dan budaya di dalam perusahaan,” jelas Faik Fahmi, Kamis (14/9/2023).
Dalam nota kesepahaman itu, AP1 dan IATA menyepakati beberapa hal, yakni pelatihan strategi peningkatan kualitas dan kapabilitas SDM, layanan konsultasi untuk peningkatan standar keselamatan dan pelayanan bandara, layanan konsultasi strategi keuangan, serta layanan data intelijen bisnis untuk lalu lintas angkutan udara.
Wakil Direktur Regional Asia-Pasifik IATA Philip Goh menyatakan dukungan penuh untuk kolaborasi dengan AP1 dalam mewujudkan visi AP1 yakni Connecting the world beyond airport operator with Indonesian experience.
Sebagai asosiasi maskapai penerbangan internasional yang beranggotakan sekitar 300 maskapai penerbangan atau 83% dari total lalu lintas udara, IATA selama ini telah mendukung di berbagai bidang dalam industri aviasi.
Selain jtu, IATA juga membantu merumuskan kebijakan industri penerbangan melalui data dan infomasi strategis yang disediakan IATA.
AP1 sebagai perusahaan pengelola bandara di Indonesia pun turut menggunakan data yang disediakan IATA untuk proyeksi trafik yang digunakan untuk merumuskan kebijakan strategis, pada periode pandemi Covid-19. (pp03)
