ASEAN-PAC Ke-20 Bahas Implementasi Inovasi Teknologi dalam Pemberantasan Korupsi di Asia Tenggara

alexander marwata
Komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI dan Ketua ASEAN-PAC Alexander Marwata ((No 4 dari kiri),. (maha)

DENPASAR | patrolipost com – Indonesia menjadi tuan rumah Pertemuan Pimpinan Lembaga Antikorupsi Negara ASEAN ke-20 (ASEAN – PAC) yang berlangsung di Bali Beach Convention Center The Meru Sanur, Bali pada 2-5 Desember 2024.

Pertemuan yang dihadiri oleh delegasi dari 10 negara anggota ASEAN-PAC mengangkat tema Advancing Collaborative Actions through Technological Innovation in the Fight Against Corruption. Selain delegasi anggota ASEAN-PAC, Timor Leste juga hadir sebagai observer, serta United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC).

Bacaan Lainnya

ASEAN – PAC ke-20 membahas Implementasi Rencana Aksi ASEAN-PAC 2023-2025 serta agenda prioritas yang akan menjadi Rencana Aksi ASEAN-PAC 2026-2028 bersama seluruh delegasi negara anggota ASEAN-PAC.

Pertemuan ini juga membahas pentingnya pemanfaatan inovasi teknologi dalam pemberantasan korupsi.

Komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI, dan Ketua ASEAN-PAC Alexander Marwata menegaskan pentingnya pendekatan kolaboratif berbasis teknologi guna memerangi korupsi, khususnya di kawasan Asia Tenggara.

Dikatakan Alex, korupsi tidak mengenal batas negara. Kejahatan itu tidak hanya melemahkan pertumbuhan ekonomi, tetapi juga mengikis kepercayaan publik dan menghambat kemajuan di negara-negara Asean.

“Oleh karena itu, kolaborasi regional berbasis teknologi sangat diperlukan guna mengatasi tantangan bersama ini secara lebih efektif,” tegas Alex, di Sanur, Bali, Senin, 2 Desember 2024.

Alex menyampaikan, teknologi memegang peran strategis dalam menyelaraskan upaya kolaborasi pemberantasan korupsi di kawasan ASEAN.

Perangkat digital dapat menyediakan platform untuk berbagi informasi, investigasi bersama, dan melakukan pemantauan secara real time.

“Penerapan ini diharapkan dapat mengatasi berbagai hambatan yang ada dan dapat menjadi kekuatan transformatif guna membangun kepercayaan antarnegara,” kata Alex.

Alex menambahkan, teknologi juga menjadi kunci untuk mengatasi tantangan yang timbul dari keragaman budaya, sumber daya, dan sejarah di setiap negara anggota.

Wakil Ketua State Inspection Authority (SIA) Republik Demokratik Rakyat Laos Vilayvanh Boutdakham berharap pertemuan ini diharapkan dapat menguatkan kolaborasi antarnegara anggota dan menjadi wadah strategis guna berbagi pengalaman dan praktik baik dalam pemberantasan korupsi. (pp03)

Pos terkait