DENPASAR | patrolipost.com – Perupa Tabanan yang tergabung dalam Komunitas Maha Rupa Batukaru menggelar pameran semi rupa. Sebanyak 27 perupa dari Tabanan yang telah beberapa kali pameran itu kini membawa pesan dari barat dalam karya lukis yang dipamerkan di Griya Santrian Gallery, Sanur, Denpasar.
Pesan dari Barat, seperti disampaikan Ketua Komunitas Maha Rupa Batukaru Nyoman Wijaya, membawa isu-isu yang berkembang di wilayah yang terkenal sebagai lumbung padinya Bali itu.
“Untuk saat ini, perubahan sudah mulai terjadi. Tabanan sebagai lumbung padinya Bali, mungkin suatu hari nanti hanya bisa dilihat melalui lukisan,” kata Nyoman Wijaya, Kamis (14/9/2023).
Komunitas Maha Rupa Batukaru Tabanan ingin menciptakan wadah dan kendaraan untuk bisa bergerak lebih maju dan cepat. Komunitas ini juga menguatkan keyakinan untuk maju memasuki ruang-ruang apresiasi dan pasar yang lebih luas.
“Kami mencoba masuk ke wilayah yang telah cukup lama jadi pusat kesenian seperti Sanur. Banyak seniman besar yang lahir di sini dan ini akan berdampak positif bagi para seniman dari Tabanan,” jelasnya.
Pameran yang berlangsung 15 September hingga 31 Oktober 2023 ini diikuti oleh 27 perupa. Mereka menampilkan 36 karya seni lukis dan karya tiga dimensi atau kriya patung.
Seniman yang terlibat masing-masing, Wayan Sunadi ‘Doel’, Nyoman Wijaya, Wayan Santrayana, Kadek Dedy Sumantra Yasa, Nyoman Aptika, Made Gunawan, Ketut Boping Suryadi.
Made Astika, Putu Suhartawan, Wayan Suastama, Putu Adi Sweca, Made Kenak DA, Ketut Mastrum, Ketut Suadnyana, Made Wahyu Senayadi, Wayan Naya, Nyoman Ari Winata, IG Nyoman Winartha.
Luh Gede Widiya, Wayan Susana, Wayan Sukarma, IG Putu Yogi Jana P, Made Sutarjaya, Komang Kanta, Made Subrata, Ketut Murtayasa, dan Luh Gde Fridayani.
Kurator Seni Rupa Wayan Seriyoga Parta mengungkapkan, Tabanan telah dikenal memiliki berbagai talenta seni terutama seni rupa. Namun, belum ada catatan dan dokumentasi yang komprehensif. Di saat bersamaan, Kabupaten Tabanan juga banyak melahirkan perupa muda berbakat.
“Belum ada yang tergerak melakukan pencatatan dan pembacaan capaian karya-karya mereka yang telah tersohor itu. Begitupun ketiadaan catatan perihal perkembangan karya-karya para perupa,” kata Seriyoga Parta.
Tabanan juga memiliki sejarah panjang kebudayaan dari para maestro di bidang seni. Sebut saja, penari legendaris Ketut Maria (Mario), pematung terkenal Nyoman Nuarta, sastrawan kawakan Gusti Putu Wijaya hingga perupa dunia Made Wianta
Kiprah berkesenian para maestro ini juga menjadi insprasi bagi komunitas Maha Rupa Batukaru untuk mengembangkan dunia senirupa. (pp03)