BANGLI | patrolipost.com – Selama ini bagi hasil retribusi pariwisata yakni 40 persen bagi pengelola dan 60 persen masuk kas daerah. Namun setelah banyaknya usulan dari pengelola pariwisata agar persentase lebih besar bagi pengelola. Bupati Bangli, I Made Gianyar mewacanakan perubahan pembagian hasil retribusi pariwisata.
Kata Made Gianyar, pihak adat dan pengelola objek wisata Penglipuran sudah sempat mengusulkan perubahan bagi hasil retribusi pariwisata, yang mana persentasenya diharapkan lebih lebih besar masuk ke pengelola. Menurut Bupati Made Gianyar pengelola mengusulkan 80 persen berbanding 20 persen. Hal tersebut diusulkan pengelola mengingat besarnya biaya subsidi yang harus diberikan kepada masyarakat untuk menjaga atau mempertahankan bangunan tradisional yang ada di masing-masing pekarangan.
“Untuk mempertahankan bangunan tradisional ini, tentu tidak sedikit dana yang dibutuhkan sehingga dari pihak pengelola mengharapkan bagi hasil retribusi pariwisata lebih besar masuk ke pengelola,” ungkapnya, Jumat (31/1/2020).
Bupati dua kali periode ini sepaham dengan usulan tersebut, namun belum bisa memenuhi permintaan 80 berbanding 20 persen. Bupati Made Gianyar memiliki keinginan untuk pembagian retribusi pariwisata yakni 60 persen untuk pengelola dan 40 persen masuk kas daerah.
“Saat ini pembagian 40 persen – 60 persen, keinginan kami nantinya dibalik menjadi 60 persen dan 40 persen. Tentu untuk ini perlu dilakukan kajian, kami akan segera memerintahkan OPD terkait untuk melakukan kajian,” sebut bupati asal Desa Bunutin, Kecamatan Kintamani, Bangli ini.
Disinggung terkait objek wisata lainnya, Bupati Made Gianyar mengatakan, nantinya akan diberlakukan sama. Pihaknya berharap objek wisata lainnya dapat mencontoh Desa Tradisional Penglipuran. “Desa Penglipuran agar bisa dicontoh dalam pengembangan objek wisata di Bangli,” ujarnya.
Di sisi lain Bupati Made Gianyar menyebutkan, ke depannya objek wisata Penglipuran menuju quality tourism. Akan dilakukan kajian terkait daya dukung. Semisal dalam sehari kunjungan untuk seribu wisatawan, jika melebihi kuota maka pengunjung datang keesokan harinya. Nah, jika puncak liburan wisatawan yang mau berkunjung terlebih dahulu harus memesan tiket dan untuk pembayaran bisa langsung ke rekening pengelola.
“Menurut kami ini akan lebih efektif, jika satu objek terlalu padat juga tidak bagus. Wisatawan tidak dapat menikmati objek dengan leluasa,” imbuh Made Gianyar. (750)