JAKARTA | patrolipost.com – Keberadaan internet memang memudahkan orang dalam mencari informasi dengan mudah, murah, dan cepat. Tak terkecuali penggunaan media sosial (Medsos) yang kini digandrungi berbagai kalangan, termasuk anak-anak.
Kendati bermanfaat, anggota Organisasi Aksi Solidaritas Era (OASE) Kabinet Indonesia Maju, Gista P Wishnutama menilai, ada bahaya di balik berselancar di dunia maya seperti medsos. Salah satunya perundungan siber atau populer dikenal cyberbullying.
“Kejahatan di internet seperti cyberbullying bisa terjadi kepada siapa saja, tidak mengenal umur, profesi, dan waktu. Karena itu, pengguna media sosial di kalangan anak harus dipantau oleh orang tua (ortu),” kata Gista, Kamis (9/7/2020).
Ada beberapa tips dan trik menurut Gista, agar anak mendapatkan informasi yang layak anak dan aman dari dampak negatif media sosial. Menurut dia, anak harus memahami platform atau jenis aplikasi yang akan diakses. Selain itu, harus diajari berpikir dan bijak sebelum mengunggah sesuatu di media sosial.
Tak cuma itu saja, orang tua juga perlu membatasi anak dalam menggunakan media sosial sehingga tidak sampai kecanduan dan lupa waktu. Penggunaannya harus dipantau secara berkala.
“Di sinilah peran penting orang tua. Harus bisa menjadi teman yang membantu anak menjadi penjelajah dunia maya yang cerdas dan percaya diri dalam memanfaatkan internet sebaik-baiknya,” imbuh Gista.
Sementara itu, Ketua Umum Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi dan Konten Kreator, Yosi Mokalu, menekankan perlunya mengatur informasi layak anak. Alangkah baiknya jika orangtua juga melakukan pendekatan dengan lingkungan atau dunia media sosial anak. Selain itu, perlu dibangun rasa tanggung jawab akan informasi layak anak dari keluarga.
“Rasa tanggung jawab itu harus dibangun bersama orangtua dan anak agar dapat memunculkan reaksi yang tepat saat anak mengalami hambatan atau kejahatan di media sosial. Inilah yang menjadi kunci utama agar anak dapat mengakses informasi layak anak dengan tetap di bawah pengawasan dan pendampingan orang tua,” tukas Yosi.
Ia menilai, menanamkan rasa tanggung jawab dan kepedulian pada anak dalam mengakses internet dan medsos akan menjadikan anak lebih peka terhadap segala bentuk kejahatan di media sosial. Hal itu diyakini akan menghindarkan anak dari potensi korban kejahatan.(305/kmc)