CEO Meta, TikTok dan X  Hadapi Pertanyaan Sulit Tentang Keselamatan Anak

meta
Logo Facebook dan Meta. (ist)

WASHINGTON | patrolipost.com – Kepala eksekutif perusahaan media sosial Meta (META.O) X, TikTok, Snap (SNAP.N) dan Discord akan menghadapi pertanyaan sulit mengenai upayanya untuk memerangi eksploitasi seksual anak secara online pada sidang Senat AS, Rabu (31/1/2024).

Senator Dick Durbin, Ketua Komite Kehakiman dari Partai Demokrat mengatakan beberapa perusahaan teknologi telah melakukan beberapa perubahan baru-baru ini untuk melindungi anak-anak dari predator online tetapi belum berbuat cukup.

Bacaan Lainnya

“Jelas bahwa kita memerlukan undang-undang karena industri teknologi telah gagal melindungi anak-anak kita. Mereka melindungi keuntungan mereka, namun tidak melindungi anak-anak kita,” kata Durbin.

Ini akan menjadi penampilan pertama CEO TikTok Shou Zi Chew di hadapan anggota parlemen AS sejak bulan Maret tahun lalu ketika perusahaan aplikasi video pendek milik Tiongkok tersebut menghadapi pertanyaan-pertanyaan berat, termasuk beberapa pihak yang menyatakan bahwa aplikasi tersebut merusak kesehatan mental anak-anak.

“Kami membuat pilihan desain produk dengan hati-hati untuk membantu membuat aplikasi kami tidak ramah bagi mereka yang ingin menyakiti remaja,” demikian bunyi kesaksian tertulis Chew, seraya menambahkan bahwa pedoman komunitas TikTok dengan tegas melarang apa pun yang menempatkan “remaja pada risiko eksploitasi atau bahaya lainnya. Kami dengan tegas menegakkannya.”

Chew mengungkapkan bahwa lebih dari 170 juta orang Amerika menggunakan TikTok setiap bulannya. 20 juta lebih banyak dibandingkan yang diumumkan perusahaan tersebut pada tahun lalu.  Durbin mengatakan platform tersebut digunakan oleh pelaku untuk menargetkan anak-anak atau memperdagangkan materi pelecehan seksual terhadap anak.

Mark Zuckerberg, CEO Meta (META.O) yang memiliki Facebook dan Instagram, CEO X Linda Yaccarino, CEO Snap Evan Spiegel, dan CEO Discord Jason Citron akan bersaksi.

“Kami berkomitmen untuk melindungi generasi muda dari penyalahgunaan layanan kami, namun hal ini merupakan tantangan yang berkelanjutan,” kata Zuckerberg dalam kesaksian tertulisnya.

“Saat kita meningkatkan pertahanan di satu area, para penjahat mengubah taktik mereka, dan kita harus memberikan respons baru,” tandasnya.

Speigel mengatakan kontrol orangtua Snap menyerupai “bagaimana kami percaya orangtua memantau aktivitas remaja mereka di dunia nyata  di mana orangtua ingin tahu dengan siapa saja anak mereka habiskan waktu. Tetapi tidak perlu mendengarkan setiap percakapan pribadi.”

Komite tersebut tahun lalu menyetujui beberapa rancangan undang-undang, termasuk satu rancangan undang-undang yang akan menghapus kekebalan perusahaan teknologi dari tanggung jawab perdata dan pidana berdasarkan undang-undang materi pelecehan seksual terhadap anak yang pertama kali diusulkan pada tahun 2020. Belum ada satu pun yang menjadi undang-undang.

Melansir Reuters, senator Amy Klobuchar mengatakan sekarang saatnya mengambil tindakan legislatif.

“Sudah terlalu lama perusahaan media sosial menutup mata ketika anak-anak muda bergabung dengan platform tersebut, meningkatkan risiko eksploitasi seksual, menggunakan algoritma yang mendorong konten berbahaya, dan menyediakan tempat bagi pengedar untuk menjual obat-obatan mematikan seperti fentanyl,” pungkasnya. (pp04)

Pos terkait