Cuaca Buruk di Akhir Tahun, Nelayan Serangan Khawatir Melaut

nelayan1
Nelayan asal Serangan Made Mara (50) saat dijumpai di dipesisir Serangan. (yn)

DENPASAR | patrolipost.com – Cuaca ekstrem yang terjadi menjelang pengujung tahun 2022 sangat berdampak kepada penghasilan nelayan di pesisir Serangan, Denpasar. Banyak nelayan khawatir melaut sehingga stok ikan berkurang dan harga melonjak di pasaran.

Seorang pengepul ikan asal Serangan Made Mitra (49) mengaku pasokan ikan menjelang tahun baru berkurang drastis sehingga Dia memesan dan mendatangkan ikan dari Karangasem. Hal ini dilakukan lantaran Made Mitra juga salah satu pemasok ikan ke pedagang-pedagang ikan di pasaran. Mulai dari Pasar Serangan, Pasar Badung hingga ke Pulau Jawa.

Bacaan Lainnya

“Bukannya ikan tidak ada, tapi nelayannya sedikit yang pergi melaut karena cuaca buruk ini. Dimana tahun 2022 ini menjadi tahun dengan cuaca terburuk sehingga banyak nelayan takut melaut,” tutur Made Mitra saat ditemui patrolipost.com di rumahnya di Serangan, Sabtu (31/12/2022).

Mitra menjelaskan permintaan ikan mulai meningkat serta harga mulai naik sekitar Rp5 ribu-Rp10 ribu, namun pasokan ikan berkurang. Adapun jenis ikan yang mulai diburu di akhir tahun serta menjelang tahun baru yakni ikan tongkol.

“Banyak yang nyari ikan tongkol daripada ikan-ikan lainnya. Alasan yang pertama mungkin karena harganya yang lebih murah daripada ikan khusus untuk dipanggang seperti jangki dan lainnya. Kalau saya jual tongkol Rp30 ribu per kilogram nya,” bebernya.

Sementara itu, nelayan asal Serangan Made Mara (50) mengatakan selama beberapa hari dirinya tidak bisa melaut lantaran cuaca yang tidak menentu. Bahkan ketika dipaksakan juga melaut, hasilnya tidak menentu. Biasanya Mara berangkat melaut pukul 06.00 Wita di saat air laut mulai pasang hingga pukul 14.00 Wita.

Made Mara menyebut hasil melautnya tidak sebanyak dulu di saat musim ikan dan cuaca bagus yang bisa memperoleh hasil melaut hingga jutaan rupiah. Seperti saat ini, hasil melautnya paling banyak hanya mencapai 15 kg ikan. Sedangkan hasilnya melautnya langsung dijual ke pengepul dengan kisaran harga Rp 40-60 ribu per kilogram.

“Sekarang tidak menentu apalagi cuacanya yang seperti ini paling banyak hasil melaut hanya 15 kiloan ikan campur. Kalau sekarang lebih kebanyakan ikan dasar karang, ada kerapu, jangki dan macam-macam, campur juga ngga tentu tangkapannya. Tergantung musim jenis ikannya,” ujar Made Mara saat ditemui patrolipost.com di pesisir Serangan, Sabtu (31/12/2022).

Menyiasati musim dan cuaca ekstrem untuk melaut serta masa pandemi, Made Mara juga sesekali beralih pekerjaan mengantar tamu yang ingin surfing maupun mancing. Untuk surfing dikenakan tarif Rp100 ribu per orang dengan lama surfing selama 2 jam, sedangkan untuk mancing dikenakan harga Rp500 ribu.

“Rp500 ribu ini untuk 2 orang, mereka mancing selama setengah hari itu dari pukul 06.00-13.00 Wita. Kalau surfing untuk tamu luar negeri Rp100 ribu per orang, kalau tamu lokal itu Rp50 ribu selama 2 jam akan ditunggu. Kalau mau nambah waktu surfing ada biaya tambahannya juga,” sebutnya.

Sementara itu peringatan cuaca dari BMKG terkait perkiraan gelombang tinggi perairan Bali-NTB serta potensi hujan. Imbauan untuk waspada potensi hujan sedang – lebat yang dapat disertai petir/kilat dan angin kencang di sebagian besar wilayah Bali serta tinggi gelombang laut yang dapat mencapai 2.0 meter atau lebih di Laut Bali, Selat Bali, Selat Badung, Selat Lombok, Perairan Selatan Bali, dan Samudra Hindia Selatan Bali.

Perkiraan tersebut berlaku selama 24 jam mulai 31 Desember 2022 pukul 08.00 Wita – 01 Januari 2023 pukul 08.00 Wita. (030)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *