NEGARA | patrolipost.com – Dampak banjir bandang yang melanda sejumlah desa di Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana, Bali kini meluas. Tidak hanya dirasakan oleh warga yang wilayahnya terendam luapan air sungai, tapi kini ribuan rumah tangga kesulitan air bersih.
Selain kerusakan infrastruktur hingga kerugian material di sejumlah kawasan yang dilanda banjir bandang, dampak banjir bandang kini juga dirasakan warga di wilayah lainnya. Sejak air sungai Yehsatang dan Medewi meluap Kamis (14/1) malam, saluran air bersih terputus. Banyak pipa induk yang terputus akibat tersapu banjir. Ratusan pelanggan PDAM maupun pengguna air swadaya kini tidak memperoleh pasokan air bersih untuk kebutuhan konsumsi sehari-hari.
Desa Medewi menjadi salah satu wilayah paling parah yang mengalami krisis air bersih pasca banjir bandang. Berdasarkan data yang diperoleh, Senin (18/1/2021) sedikitnya 1.456 KK yang kini kesulitan air bersih tersebar di enam banjar. Di Banjar Dauh Pangkung Selepa sebanyak 176 KK, Banjar Baler Setra 178 KK, Banjar Dlod Bale Agung 177 KK, Banjar Dlod Setra 160 KK, Banjar Loloan 180 KK dan Banjar Pesinggahan 585 KK. Warga mengaku pasokan air bersih di sejumlah bak penampungan yang ada di permukiman warga kini sudah habis.
Salah seorang warga banjar Baler Setra, Sayu Kade Bukiasih (54) mengaku warga kini membutuhkan suplai air bersih untuk keperluan konsumsi. “Kesulitannya untuk keperluan memasak dan minum. Kalau air sungai sekarang juga kotor dan keruh. Tapi kalau mandi sementara ke sungai,” ujarnya ditimpali sejumlah warga lainnya yang mengantre saat pendistribusian air bersih oleh Polres Jembrana Senin siang. Suplai air sebanyak satu armada water cannon berkapasitas 7 ribu liter amblas diserbu warga dalam beberapa saat saja.
“Pasca banjir bandang di Desa Medewi, jaringan air bersih terputus sehingga warga kesulitan air bersih. Atas laporan dari Bhabinkamtibmas melalui Kapolsek, kami diperintahkan oleh Kapolres mendistribusikan air bersih untuk warga di Medewi,” ujar Kabag Ops Polres Jembrana Kompol I Wayan Sinaryasa, didampingi Kapolsek Pekutatan AKBP Gusti Agung Komang Sukasana.
Pendistribusian air bersih ini akan dilakukan hingga jaringan pipa air yang terputus selesai diperbaiki sehingga bisa membantu warga untuk memenuhi kebutuhan air bersih.
Sementara Perbekel Medewi I Nengah Wirama mengakui di wilayahnya memang sedikit warga yang memiliki sumur. “Jarang yang punya sumur. Selama ini menghandalkan air PDAM dan air swadaya bantuan dari Pamsimas. Wilayah pinggiran Banjar Pesinggahan sampai perbatasan Banjar Loloan menghandalkan PDAM, yang lainnya air pipasinasi. Secara menyeluruh sekarang akses pipanya terputus,” ungkapnya. Menurutnya dari enam kelompok air swadaya, dua bersumber dari irigasi persubakan dan empat lainnya mengambil air dari hulu di hutan.
Dampak banjir kali ini diakuinya paling terparah. Dikatakannya selama ini hulu tukad Yehsatang dan hulu tukad Medewi menjadi sumber air utama di wilayahnya.
“Termasuk yang menghandalkan dari persubakan juga lumpuh karena ada bendungan jebol dan salurannya tertimbun lumpur,” ujarnya.
Selain mengusulkan bantuan air bersih baik ke Polres Jembrana, BPBD Kabupaten Jembrana maupun Satpol PP Kabupaten Jembrana, pihaknya pun tengah berupaya untuk mempercepat perbaikan jaringan air swadaya yang tersapu banjir.
“Kami sudah buatkan proposal ke Pemkab Jembrana untuk semua kelompok air swadaya. Kami ajukan permohonan kebutuhan pipa ukuran 4 dim sepanjang 4 km. Dari enam bantuan Pamsimas itu semuanya sekarang hilang,” paparnya.
Selain jaringan perpipaan air bersih. pihaknya mengaku air persubakan yang juga selama ini dihandalkan oleh lebih dari 400 KK juga kini tidak mengalir.
“Semuanya tidak bisa terakses. Jalur utama dari Baler Setra sampai ke Pesinggahan sekarang sudah tidak ada airnya. Apalagi di Pangkung Selepa,” tandasnya. (571)