NEGARA | patrolipost.com – Dampak kemarau yang terjadi sejak setahun terakhir kini sudah dirasakan oleh warga di sejumlah desa di Jembrana. Beberapa wilayah kini mengalami kekeringan bahkan sampai krisis air bersih, dan terus meluas hingga ke wilayah Pesisir.
Seperti yang belakangan ini dialami warga wilayah Banjar Kombading, Desa Pengambengan, Kecamatan Negara. Ratusan warga di wilayah pesisir selatan Kota Negara ini mengalami krisis air bersih. Bahkan kekeringan baru kali ini dialami wilayah yang mendapatkan aliran air bersih dari PDAM Jembrana ini. Tidak hanya aliran air PDAM yang kini sudah tidak mengalir, sumur di rumah-rumah warga juga mengering. Untuk bisa mendapatkan air bersih warga kini harus mencari air ke desa lain.
Di wilayah kampung nelayan ini ada sekitar 200 KK atau sekitar 700 warga yang saat ini mengalami kerisis air bersih. Banjar Kombading, Pengambengan ini merupakan salah satu dari empat desa yang kini dilanda krisis air bersih dampak kekeringan akibat kemarau panjang. Di wilayah lain, krisis air bersih justru dialami warga di daerah dataran tinggi. Seperti di Banjar Berangbang Desa Berangbang Kecamatan Negara, Lingkungan Pancar Dawa Kelurahan Pendem Jembrana dan Desa Yehembang Mendoyo.
BPBD Kabupaten Jembrana sejak beberapa pekan ini telah mendistribusikan air ke wilayah yang terdampak kekeringan ini. Air bersih didistribusikan menggunakan mobil tangki air. Termasuk juga kini ke wilayah permukiman warga di Banjar Kombading, Desa Pengambengan.
Pendistribusian air ke wilayah pesisir sudah dilakukan sejak beberapa hari belakangan ini.
Seperti yang pendistribusian air bersih yang dilakukan Senin (9/9) kemarin. Sebanyak tiga tangki air volume masing-masing 5 ribu liter didistribusikan ke warga setempat.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Jembrana, I Ketut Eko Susila mengatakan pihaknya mendistribuskan air bersih ini berdasarkan permintaan dari pihak desa setempat. “Ya tadi pagi hingga siang ini kita mendistribusikan air bersih ke Banjar Kumbading, Desa Pengambengan karena wilayah itu mengalami krisis air bersih,” ujanrya.
Pendistribusian ini menurutnya disambut baik warga dan dianggap efektif mengatasi krisis air bersih. Warga pun mengantre untuk bisa mendapatkan jatah air bersih ini.
Ia mengakui wilayah Kombading yang sebelumnya tidak pernah mengalami krisis air seperti saat ini, memang belum masuk dalam pemetaan wilayah rawan kekeringan. Sebelumnya pihaknya memetakan tiga wilayah yang berpotensi krisis air bersih di saat musim kemarau. Pemetaan itu menurutnya berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya.
“Kombading baru sekarang. Sebelumnya yang kami petakan itu memang tiga wilayah, Berangbang, Pancardawa dan Yehembang,” tandasnya. (pam)