NEGARA | patrolipost.com – Debat terbuka pasangan calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Jembrana dilaksanakan Sabtu (26/10/2024) malam. Kedua Paslon, baik Tamba-Dana dan Bang-Ipa tampak mengadu gagasan dan ide membangun Jembrana 5 tahun ke depan. Selain itu sejumlah persoalan juga mengemuka saat berlangsungnya debat.
Calon Bupati I Nengah Tamba mengaku biasa-biasa saja setelah mengikuti tahap debat pertama tersebut. Ia pun mengaku sudah mempersiapkan diri.
“Iya kita biasa saja karena kita tahu perhelatan Pilkada pasti ada debat, kita pasti mempersiapkan diri. Astungkara berjalan baik,” ujarnya didampingi Calon Wakil Bupati Jembrana, I Made Suardana serta sejumlah pendukungnya saat ditemui usai mengikuti debat di Denpasar.
Defisit anggaran di APBD Kabupaten Jembrana yang disebut tinggi menjadi salah satu bahan perdebatan. Ia pun menyatakan desifit tersebut memang direncanakan.
“Kami memang merancang APBD itu defisit. Kami pertimbangkan kalau tidak defisit tidak ada greget temen-temen meningkatkan PAD. Ikut kata kunci. Tetapi pada akhir tahun anggaran tidak ada yang kami tidak bisa bayar. Semuanya kita bayar. Targetnya tercapai,” ujarnya.
Bahkan ia menyebut dengan kondisi defisit yang dirancang tersebut justru nilai tambahan penghasilan pegawai (TPP) mengalami peningkatan.
“Defisit ini memang kami sengaja rancang untuk membuat greget teman-teman. Menjadi motivasi kami bersama teamwork yang kuat. Pada akhirnya tidak satu pun utang kami (daerah) yang tidak bisa kami bayar. Semuanya kami bayar. Bahkan TPP pegawai meningkat terus,” imbuhnya.
Terkait indikator Jembrana Emas yang dipertanyakan saat debat, ia menyebut adatiga cluster ekonomi baru, “Inilah momentum yang kita bilang sebagai indicator Jembrana Emas yang akan terjadi di Jembrana. Ini harus dipersiapkan. Kalau kita tidak bicara mimpi nanti yang menikmati bukan masyarakat Jembrana. Ini kan selalu kita harus bicara. Peluang Jembrana Emas ini dengan tiga cluster ekonomi baru ini terjadi,” jelasnya.
Sedangkan Cabup I Made Kembang Hartawan mengaku puas dengan debat yang diikutinya. “Tergantung sekarang publik menilai. Kalau persiapan khusus untuk debat tidak ada. Tetapi persiapan khusus terhadap visi-misi program kita memang duduk bersama. Saya dengan Patriana duduk didampingi Pak Winasa, ada Pak Putu Arta, Pak Sugiasa dan beberapa teman yang berpengalam, kita berdiskusi,” ujarnya.
Ia pun menyebut program untuk anak muda menjadi salah satu concernnya. “Yang jelas seluruh program yang kami canangkan saya pastikan bisa berjalan, terutama program kepada anak-anak muda. Saya sudah sempat berdiskusi dan ngobrol dengan anak-anak muda,” ungkapnya.
Selain itu ia mengaku menyusun program dengan melihat potensi-potensi dan estimasi pendapatan daerah serta regulasi-regulasi yang ada.
Berkaitan dengan adanya keterlambatan pembayaran di Pemkab Jembrana yang mencuat saat debat, menurutnya semuanya harus memiliki standar.
“Bagi mereka mungkin terlambat itu biasa. Tapi bagi kami harus tepat, standar tepat. Tepat artinya ada standar waktu, ada standar biaya. Seperti ada standar untuk bantuan penunggu pasien misalnya, ya dua hari harus dua hari, seminggu ya harus seminggu, tepat. Harus tepat,” paparnya.
Sedangkan terkait dengan pembagian tugas, ia menyebut antara Bupati dan Wakil Bupati harus harmonis. “Yang jelas ke depan kami akan membagi tugas dengan baik. Harmonisasi harus dibangun. Membangun Jembrana itu tidak bisa sendiri, ada wakil, ada Sekretaris Daerah, ada Tim Anggaran, paling penting ada masyarakat, ada anak muda yang memberikan masukan, kritik dan saran secara langsung kepada kita,” tandasnya.
Sementara itu Cawabup I Gede Ngurah Patriana Krisna enggan berbicara banyak terkait persoalan yang mengemuka dalam debat tersebut. “Tugas wakil bupati adalah membantu tugas-tugas bupati. Ketika tugas-tugas tidak diberikan, jadinya tidak akan terjadi. Masyarakat yang tahu, saya tidak akan cerita. Yang pasti ke depan tentunya dengan Pak Kembang Hartawan kami bisa membagi tugas lebih baik,” ungkapnya.
Ia menyatakan kekompakan kepemimpinan antara Bupati dan Wakil Bupati yang menurutnya jadi pasangan/satu paket sangat menentukan berjalannya program-program pemerintah daerah yang bermuara pada kesejahteraan Masyarakat.
“Karena membangun Jembrana tidak bisa sendiri. Ketika bisa membagi tugas dengan baik astungkara tugas-tugas itu bisa kita selesaikan bersama demi kepentingan masyarakat,” tandasnya. (571)