RUTENG | patrolipost.com – Keuskupan Ruteng sukses melakukan panen kedua ikan lele budidaya sistem bioflok sebanyak 300 kilogram. Budidaya sistem bioflok tersebut adalah program bantuan hasil kerja sama anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Yohanis Fransiskus Lema atau Ansy Lema dengan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Romo Alo Jhonson Pr selaku Ekonom Keuskupan Ruteng menjelaskan, panen lele kali ini merupakan yang kedua kalinya. Lele panenan sebanyak 300 kg ini nantinya akan dipasarkan. Demikian dijelaskan Romo Alo di Ruteng, Rabu (12/7/2021).
“Kami memanen ikan lele budidaya sistem bioflok untuk kedua kalinya. Panen kedua ini mencapai total 300 kilogram ikan lele yang akan dijual atau dipasarkan,” ujar Romo Alo Jhonson Pr.
Romo Alo bercerita, Keuskupan Ruteng menerima bantuan sistem bioflok dari Ansy Lema-KKP sebesar Rp. 188,289 juta pada November 2020. Uang tersebut digunakan untuk membangun tempat budidaya ikan lele, mengadakan bibit, obat dan pakan.
“Setelah pencairan, tim dari KKP turun langsung melakukan survei, turut membangun tempat budidaya ikan lele, serta melakukan pelatihan dan pendampingan budidaya ikan lele,” lanjut Romo Alo.
Mengomentari kesuksesan panen kedua, anggota DPR RI Ansy Lema mengaku sangat gembira dan mengapresiasi antusiasme, kerja keras, komitmen para Romo dan karyawan-karyawati untuk terus melanjutkan budidaya ikan lele sistem bioflok.
“Apalagi saat badai Seroja, saya diinfokan bahwa angin merusak kolam dan rumah budaya. Artinya, Keuskupan Ruteng cepat bangkit untuk memperbaiki bagian-bagian rusak, yang berujung kesuksesan panen kedua,” ujar Ansy.
Ansy menginformasikan, pada tahun 2020 menyalurkan empat bantuan bioflok di tiga wilayah Flores, yaitu Keuskupan Ruteng, Seminari Pius XII Kisol (Manggarai Timur), dan dua paket untuk Sekolah Tinggi Filsafat Katolik (STFK) Ledalero (Sikka). Penerima bantuan sudah sukses panen perdana dan memasuki panen kedua.
“Saya akan membantu apa yang bisa saya lakukan untuk masyarakat NTT. Budidaya lele menggunakan sistem bioflok akan bermanfaat besar bagi kelompok penerima secara khusus dan masyarakat secara luas,” lanjut Ansy.
Menurut Ansy, keberhasilan Keuskupan Ruteng memanen ikan lele sistem bioflok menjadi bukti konkret potensi besar pengembangan budidaya ikan air tawar di NTT karena didukung besarnya permintaan pasar. Karena itu Ansy berkomitmen untuk terus mendorong KKP agar serius memajukan perikanan budidaya di NTT.
“KKP harus mengalokasikan anggaran untuk membantu pembudidaya ikan di NTT agar semakin berkembang dan berdaya,” tutupnya. (pp04)