DENPASAR | patrolipost.com – Pohon mangrove yang diberkati Bapa Suci Sri Paus Fransiskus yang ditanam di KEK Kura Kura Bali tumbuh subur. Pohon ini tampak dirawat dengan baik dan sepenuh hati oleh manajemen Kura Kura Bali. Kondisinya lebih tinggi dibanding pohon mangrove lain di sekitarnya.
Pohon ini menjadi simbol kasih, kedamaian, kenyamanan, dan keamanan bagi seluruh makhluk hidup yang berada di kawasan ini. Paus Fransiskus sangat mencintai lingkungan. Ia ingin mangrove ini menjadi wujud pelestarian lingkungan bagi habitat makhluk di dunia khususnya wilayah Pulau Dewata tercinta.
Pantauan media ini, pohon mangrove tersebut terletak di dekat lokasi Pembangunan International Mangrove Research Center (IMRC) yang dilindungi dengan pagar di sekelilingnya. Usianya belum genap setahun karena baru ditanam pada 8 September 2024 lalu.
Seorang umat yang hadir mengikuti doa bersama lintas agama yang difasilitasi Yayasan Upaya Indonesia Damai (YUID) pada Minggu (27/4/2025), menyempatkan diri melihat langsung mangrove sentuhan tangan Suci Sri Paus.
Ia mengapresiasi Kura Kura Bali yang bisa merawat mangrove tersebut sebagai simbol kedamaian dan pelestarian lingkungan sesuai harapan Sri Paus Fransiskus.
“Saya hadiri doa ini sekaligus berinisiatif melihat sendiri salah satu pohon mangrove yang diberkati Paus Fransiskus, saat itu ada lima anakan pohon mangrove yang diberkati dan satunya ada di Bali di Kura Kura Bali,” kata umat asal Denpasar, Arnoldus Dhae.
Ia takjub dan secara pribadi melihat sekaligus memastikan pohon ini subur dan tampak istimewa dari yang lainnya.
“Saya ingin memastikan ternyata pohon ini tetap tumbuh dengan subur dan kelihatan sekali tumbuh lebih tinggi dari pohon mangrove lain yang ditanam bersamanya,” tambah umat Paroki Roh Kudus Katedral Denpasar ini.
Dia mengajak semua umat lintas agama mendoakan Sri Paus semoga dengan tangan penuh rahmat dari Bapa Suci ini membuat KEK Kura Kura Bali bisa banyak menolong sesama di dunia ini dalam segala aspek.
“Kita doakan tempat ini menjadi tempat yang nyaman, aman dan damai bagi seluruh makhluk hidup dibumi. Pohon ini menjadi penanda bahwa tempat ini ber rahmat bagi semua makhluk di alam semesta,” katanya.
Puisi Warga Pulau Serangan untuk Sri Paus Fransiskus
Bali Berkabung Bersama Dunia melalui doa bersama lintas agama untuk Sri Paus, berlangsung khusyuk di Kura Kura Bali, Minggu 27 April 2025. Di sela doa bersama tersisip sebuah persembahan puisi dari warga banjar Dukuh Desa Adat Serangan Ni Kadek Noni Purnama Dewi untuk Sri Paus Fransiskus.
Kadek Noni membacakan puisi Cok Sawitri berjudul ‘Pada Kematian Aku Bernaung’. Suasana hening mendengar suara Kadek Noni. Bali yang kaya dengan budaya, seni, adat dan tradisi turut mengantar kepergian Sri Paus untuk selamanya.
Selain itu, instalasi Hati sebagai wujud kasih tanpa memandang ras, suku, agama dan golongan diperlihatkan kepada umat lintas agama. Kemudian, semua harapan disatukan dalam doa dan lilin diletakkan di dalam instalasi hati tersebut.
Semua umat lintas agama yang hadir, mengikuti semua doa dari agamanya masing-masing secara bergantian. Doa agama Katolik dipimpin oleh Saputra, Muslim dipimpin oleh Ilham Saputra, Hindu dipimpin oleh Jero Mangku I Made Sandya, dan Protestan dipimpin oleh Maria Nastiti. (pp03)