RUTENG | patrolipost.com – Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Manggarai menggelar lomba narasi budaya Manggarai di Ruteng, Kabupaten Manggarai, NTT, Senin (18/10/2021). Lomba ini sengaja diadakan dalam upaya menggali khazanah dan kearifan budaya yang sudah mengakar dalam kehidupan masyarakat Manggarai.
Lomba yang sudah masuk tahapan grand final dibuka Kadis Kearsipan dan Perpustakaan Daerah, Venidiana Wanggut di hadapan Dewan Juri, para pejabat lingkup instasi itu, para peserta, dan undangan lain. Pembukaan kegiatan hingga pelaksanaan lomba dilakukan dalam penerapan Protokol Kesehatan yang ketat.
Peserta yang masuk grand final sebanyak lima orang yang berasal dari pelajar SMA dan mahasiswa dari perguruan tinggi Unika St Paulus Ruteng. Dewan juri berasal dari Unika St Paulus, yakni Rm Bone Rampung Pr, Rm Ino Sutam Pr, dan praktisi yang juga pelaku pariwisata Leonardus Nyoman.
Kadis Venidiana Wanggut mengatakan, pengaruh budaya global sekarang sudah masuk ke mana-mana. Keadaan itu kian mudah masuk dalam situasi kemajuan digital zaman ini. Budaya global sudah pasti memberi pengaruh kepada kehidupan masyarakat, dan generasi muda Manggarai zaman ini.
“Budaya kita yang kaya makna dan arti bisa tergerus pengaruh global. Orang muda bisa tidak tahu budayanya sendiri, termasuk kearifan-kearifannya. Karena itu, lomba ini sengaja diadakan untuk menggali budaya-budaya itu,” katanya.
Lebih lanjut Kadis Venidiana mengatakan, budaya-budaya yang ada tidak cukup lagi hanya dalam bentuk narasi lisan, tetapi perlu dan harus dibuatkan dalam narasi tulis sehingga tidak hilang dalam arus zaman budaya global. Apa yang dilakukan ini merupakan salah satu upaya bertahap untuk mendapatkan narasi-narasi budaya lokal itu.
Menurutnya, budaya lokal kaya makna, arti, dan kearifan untuk hidup. Karena itu, harus dan perlu terus dihidupi dan diwariskan kepada generasi-generasi seterusnya di Manggarai. Orang Manggarai tetap harus tahu akar budayanya agar tidak tersungkur dan tersingkirkan pengaruh budaya global.
Kadis Venidiana Wanggut memberi apresiasi kepada kaum milenial Manggarai yang antusias mengikuti lomba bertemakan ‘Kaer Ulu Wae’ (menggali dari sumber air). Banyak sekali yang memberikan naskah yang menulis tentang arti, makna, cara, dan tahapan dalam melaksanakan ritus adat ini.
Sedangkan Ketua Panitia Gabriel PA Tjangkung mengatakan, banyak yang memberikan narasi tentang ritus ini. Panitia menyeleksi ketat hingga menyisakan lima yang terbaik. Lima narasi terbaik itu yang masuk grand final dan sekarang ini dinilai Dewan Juri.
“Hasil kerja Dewan Juri nanti akan menentukan pemenang kategori satu, dua, dan tiga. Para juara diberi hadiah baik piala maupun uang,” katanya.
Lebih lanjut Gabriel menjelaskan, peserta lomba yang mendaftar 36 orang, yang memasuki naskah narasi, 20 orang, dan masuk babak grand final 5 orang yang terdiri dari pelajar SMA dari Reo, Lelak, dan mahasiswi Unika St Paulus Ruteng. (pp04)