BORONG | patrolipost.com – Berbahaya bagi kesehatan, Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai Timur (Matim), melaksanakan kegiatan sosialisasi dalam rangka percepatan penghapusan alat kesehatan (Alkes) yang mengandung merkuri. Sosialisasi digelar di Puskesmas Afirmasi Ketang, Desa Golo Tolang, Kecamatan Kota Komba Utara, Matim, NTT, Selasa (31/5/2022).
Kepala Seksi Jaminan Kesehatan dan Peningkatan Mutu Pelayanan Dinkes Manggarai Timur, Kornelis Bedi menjelaskan Alkes bermerkuri sangat berdampak pada kesehatan manusia. Dengan demikian, berdasarkan aturan Permenkes No 41 tahun 2019, dilaksanakan penghapusan dan penarikan alat kesehatan bermerkuri di fasilitas pelayanan kesehatan.
“Perlu diketahui merkuri merupakan bahan berbahaya dan beracun yang menjadi isu internasional, karena potensi dampaknya yang sangat besar terutama dampak kesehatan. Bentuk dampak kesehatan yang dapat ditimbulkan akibat terpapar oleh merkuri antara lain kerusakan sistem saraf pusat, ginjal, paru-paru, khususnya dampak terhadap janin berupa kelumpuhan otak, gangguan ginjal, sistem saraf, menurunnya kecerdasan, cacat mental, serta kebutaan,” jelas Kornelis.
Kornelis juga menyampaikan, Pemerintah Indonesia terus berpartisipasi aktif dalam mengimplementasikan peraturan, dengan menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 21 tahun 2019 tentang Pengurangan dan Penghapusan Merkuri yang dikeluarkan pada bulan April 2019.
Salah satu upaya yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan dalam percepatan penghapusan alat kesehatan bermerkuri di Fasilitas Pelayanan Kesehatan melalui kegiatan sosialisasi dan workshop.
Akhir 2020 lalu, Kementerian Kesehatan sebagai sektor utama dalam penghapusan alkes merkuri menargetkan 100 persen fasilitas dalam pelayanan kesehatan tidak lagi menggunakan alat bermerkuri.
Kornelis mengatakan seluruh petugas di Puskesmas Ketang perlu memahami kembali siklus manajemen mulai dari perencanaan sampai pada evaluasi program dan prinsip manajemen Puskesmas yaitu KISS (Koordinasi, Integrasi, Sinkronisasi dan Simplifikasi).
“Ingat koordinasi program itu sangatlah penting terdiri dari koordinasi lintas program dan koordinasi lintas sektor. Kemudian spiritualitas dalam bekerja, pegawai harus punya rasa memiliki Puskesmas Ketang. Kerja di Puskesmas juga merupakan bentuk ibadah kepada Tuhan. Ingat suatu institusi seperti Puskesmas bisa hidup dan berjalan ketika ada ikatan batin antara pegawai dan institusinya,” ungkap Kornelis.
Ia berharap semua staf Puskesmas Ketang mampu memahami dan menindaklanjuti materi yang sudah dibagikan.
Sementara itu, Dominikus Juma Kepala Puskesmas Ketang, menyambut baik kegiatan sosialisasi ini.
“Materi yang disosialisasikan ini sangat penting bagi kami yang bertugas memberi pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Terima kasih pemateri dari Dinkes Matim, dan teman-teman petugas,” pungkasnya. (pp04)