DENPASAR | patrolipost.com – Kebijakan Kapolda Bali Irjen Pol Reinhard Golose untuk zero premanisme dan narkoba di Bali siap dilaksanakan oleh Direktur Reserse dan Kriminal Umum (Dir Reskrimum) Polda Bali, Kombes Pol Dodi Rahmawan. Perwira asal Jember, Jawa Timur (Jatim) ini menegaskan, akan menindak tegas dan terukur, serta tidak ada tempat secuil pun untuk premanisme di Bali.
“Salah satu commader wish Bapak Kapolda adalah berantas premanisme. Setiap tindakan kekerasan dan kejahatan dalam bentuk apapun, akan kita tindak tegas dan terukur. Tindak tegas dan terukur, tergantung situasi di lapangan. Kalau mengancam dan membahayakan petugas, akan kita tembak di tempat,” ujarnya saat ditemui Bali Tribune di Mapolda Bali, Rabu (24/6) sore.
Dikatakannya, premanisme menjadi sangat mengganggu dan sangat meresahkan kalau menggunakan politik identitas melalui sarana media sosial untuk mengomunikasikannya. Itu menjadi keliru karena bisa terjadi kriminalisasi.
“Saya berkomitmen untuk melakukan tindakan tegas kepada pelaku kejahatan kriminal apapun bentuk dan modus operandinya,” tegasnya.
Terkait kejadian antara I Ketut Putra Ismaya Jaya dengan Franky Hercules yang viral di media sosial pekan lalu, bermula dari media sosial lalu saling ancam dan berujung pada pelaporan, menurutnya, kejadian seperti itu tidak perlu terjadi lagi. Masyarakat diminta untuk tidak lagi menggiring opini atau menggoreng video yang beredar di media sosial. Atas laporan Ismaya tersebut, masyarakat diminta untuk menyerahkan proses tersebut kepada polisi yang punya kewenangan dan tanggung jawab atas nama undang-undang.
“Kami sudah memanggil memeriksa Franki. Bahkan, paginya kami langsung mendatangi rumahnya. Barang bukti juga sudah kami amankan. Ternyata pistol itu replika,” terang Dodi.
Meski barang bukti itu adalah hanya replika, namun ia berjanji untuk menuntaskan laporan itu sesuai dengan prosedur. Tujuannya untuk mengetahui apakah ancaman itu terpenuhi unsurnya atau tidak. Selain itu pihaknya tidak mau terburu-buru dalam mengambil tindakan. Ternyata setelah diperiksa ancaman itu terjadi setelah sebelumnya ada percakapan.
“Tetapi yang terjadi di media sosial sudah lain. Bahkan, sudah masuk ke isu SARA. Tidak ada Ormas namanya Hercules itu di Bali. Kalau pistol yang digunakan itu adalah pistol benaran, tidak ada kata lain selain saya tangkap Si Franki itu dan diproses. Saya pesan kepada masyarakat untuk bijak dalam melihat persoalan ini,” imbuhnya.
Mantan Direktur Reserse Narkoba Polda Sulawesi Tengah ini meminta masyarakat untuk tidak melakukan tindakan-tindakan yang dapat merugikan Bali. Apalagi di tengah wabah virus Corona dan menjelang Pilkada, ia meminta kepada masyarakat untuk sama-sama menjaga kondusifitas keamanan. “Bali adalah NKRI. Mari, kita menjaga Bali dengan persaudaraan,” pungkasnya. (007)