DENPASAR | patrolipost.com – Pemerintah Kota Denpasar, Bali terus berupaya memenuhi target minimal 70 persen warga berusia 18 tahun ke atas agar mendapat vaksinasi Covid-19 untuk membentuk herd immunity (kekebalan kelompok). Vaksinasi massal dilaksanakan di banjar-bajar, seperti Rabu (19/5/2021) dilaksanakan di Balai Banjar Panti Gede Desa Pemecutan Kaja, Denpasar Utara.
Menurut Kasi Pelayanan Umum Desa Pemecutan Kaja, Ni Nyoman Juli Darmayanti, sebanyak 400 dosis vaksin yang telah disediakan dari jenis AstraZeneca. Vaksinasi diutamakan untuk para lansia dan pelayan publik seperti guru, pedagang, prajuru banjar, tokoh agama, kader kesehatan, ASN yang ada di Banjar Panti Gede, Banjar Panti Sari, Banjar Belong Menak dan Banjar Belong Gede.
Lebih lanjut dikatakannya, pelaksanaan vaksin jemput bola merupakan komitmen dari Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara dalam mempercepat pelaksanaan dan cakupan vaksinasi untuk penanggulangan Covid-19, khususnya di wilayah Kota Denpasar. Hal ini dilaksanakan dengan tujuan Pariwisata Bali cepat dibuka dan perekonomian masyarakaat cepat pulih kembali.
“Untuk itu kami harapkan masyarakat tidak takut untuk divaksin,’’ ungkap Darmayanti.
Sementara itu, Kadis Kesehatan Denpasar dr Luh Putu Sri Armini memaparkan, telah menyiapkan 400 dosis vaksin untuk hari ini bagi lansia dan pelayan publik di Desa Pemecutan Kaja. Namun apabila terjadi kekurangan, maka pihaknya akan segera memenuhi.
“Kami telah menyiapkan vaksin, jika ada kekuranagn kita akan tambah karena rantai dingin dari vaksin ini harus dijaga,” ujar Sri Armini.
Dengan adanya vaksinasi massal secara jemput bola ini, pihaknya berharap masyarakat memanfaatkan vaksinasi dengan baik. Hal ini dikarenakan jika semakin cepat masyarakat mendapatkan vaksin, maka kekebalan imunnya akan cepat terbentuk. Sehingga vaksin dapat memicu sistem imunitas tubuh untuk melawan virus Covid-19.
“Dengan begitu, risiko untuk terinfeksi virus ini akan jauh lebih kecil. Kalaupun seseorang yang sudah divaksin tertular Covid-19, vaksin bisa mencegah terjadinya gejala yang berat dan komplikasi,” jelasnya. (cr02)