GIANYAR | patrolipost.com – Sebanyak 70 peserta tenaga pengawas berbasis masyarakat (pendamping kegiatan Posyandu) tahun 2020 diberikan pelatihan peningkatan kapasitas di Krisna Oleh-oleh Khas Bali Blahbatuh, (15/2) pagi. Selama sehari para kader ini akan ditingkatkan kembali pengetahuan mereka tentang wawasan dari para pendamping posyandu di desa/kelurahan dalam melaksanakan tugas di lapangan.
Posyandu mempunyai peranan yang sangat penting sebagai wadah pemberdayaan masyarakat, yang berbentuk Lembaga Kemasyarakatan Desa/Kelurahan yang diprakarsai oleh masyarakat untuk memperoleh pelayanan sosial dasar. Pelayanan dasar yang dimaksud meliputi pelayanan kesehatan terutama untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi, pendidikan anak usia dini (PAUD), bina keluarga balita (BKB), peningkatan ekonomi keluarga, dan ketahanan pangan keluarga.
Kabid Keswadayaan dan Lembaga Kemasyarakatan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Gianyar, Ni Wayan Sriyani menjelaskan, selama sehari para kader ini akan dilatih materi tentang pemanfaatan dana desa untuk kegiatan pemberdayaan Posyandu yang diberikan oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, Kependudukan dan Catatan Sipil Provinsi Bali, Dinas Kesehatan Gianyar dengan materi peningkatan kemampuan bagi pendamping Posyandu.
Selanjutnya dari Dinas Pertanian Gianyar dengan materi pemanfaatan lahan pekarangan untuk peningkatan kegiatan Posyandu, Dinas PMD Gianyar dengan materi administrasi kegiatan posyandu, Tenaga Ahli Pelayanan Sosial Dasar dengan materi pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan posyandu, Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Perikanan Gianyar dengan materi penerapan puspa aman untuk Posyandu terintegritas.
Kepala Dinas PMD Gianyar Dewa Ngakan Ngurah Adi mengatakan, keberhasilan Posyandu terletak pada kinerja masyarakat itu sendiri terutama dari kemampuan para kadernya sebagai pelaksana kegiatan Posyandu. Selain itu pula, kader perlu mendapat dukungan kongkret baik dari masyarakat yang ada di lingkungan maupun dari pengampu kepentingan di tingkat yang lebih tinggi.
Lebih lanjut Ngurah Adi menjelaskan, tenaga pengawas berbasis masyarakat (pendamping kegiatan Posyandu) ini merupakan satu-satunya yang ada di Bali. Hal ini diambil guna meningkatkan SDM posyandu untuk memerangi stunting.
Berbagai program inovasi telah mampu menurunkan status stunting di Kabupaten Gianyar. Berkat upaya baik dari peningkatan gizi bagi bayi, balita dan ibu hamil, kebersihan lingkungan serta yang paling penting pola asuh yang baik dalam keluarga. “Isu stunting merupakan tugas yang sangat berat untuk kader Posyandu di seluruh Indonesia khususnya Gianyar,” terang Ngurah Adi.
Diharapkan setelah diadakannya pelatihan peningkatan kapasitas ini nantinya tenaga pengawas berbasis masyarakat (pendamping kegiatan Posyandu) akan bisa menerapkan ilmu yang didapat di pelatihan untuk diterapkan di lapangan. (hms)