PAPUA | patrolipost.com – Dua pemuda korban penembakan oknum aparat saat sedang mencari ikan di sungai Mile 34, area PT Freeport Indonesia, dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Jile Yale, Kwamki Lama, Timika, Papua, Rabu (15/4) siang.
Pemakaman Eden Armando Debari, 20, dan Ronny Wandik, 23, diiringi ratusan orang kerabatnya. Sebelumnya, digelar ibadah pelepasan jenazah di rumah duka kawasan Jalur 3, Kwamki Lama, dipimpin pemuka agama dari Gereja Kristen Injili (GKI) di Tanah Papua Jemaat Kwamki Lama.
Kapolres Mimika AKBP I GG Era Adhinata saat memberikan sambutan mengatakan, Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw bersama Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen Herman Asaribab tidak bisa menghadiri pemakaman lantaran sedang memimpin rapat pembentukan tim investigasi terhadap peristiwa penembakan tersebut.
Kapolres Mimika itu menyampaikan pernyataan duka cita yang mendalam kepada keluarga korban dan berharap dukungan dari keluarga agar jenazah kedua pemuda korban penembakan itu bisa dimakamkan secara layak.
”Kita semua berdoa dan berharap agar investigasi kasus ini bisa berjalan dengan cepat sebagaimana permintaan keluarga korban, agar kejadian ini bisa segera mendapatkan jawaban,” kata Era Adhinata, Rabu (15/4).
Harapan serupa disampaikan Dandim 1710 Mimika Letkol Inf Pio L. Nainggolan.
”Kami mendapat amanah dari pimpinan untuk hadir di rumah duka ini guna mengurus seluruh prosesi pemakaman kedua almarhum. Mudah-mudahan semuanya bisa berjalan lancar, sesuai dengan harapan kita semua,” kata Nainggolan.
Sebelum peti jenazah kedua pemuda korban penembakan itu diangkat dari rumah duka menuju mobil ambulans, beberapa kerabat korban sempat menyampaikan protes dengan menggunakan bahasa daerah Damal, salah satu suku di wilayah Pegunungan Papua. Namun hal itu tidak berlangsung lama dan kemudian peti jenazah kedua pemuda tersebut segera dibawa dengan mobil ambulans ke lokasi TPU Jile Yale Kwamki Lama untuk dikebumikan.
Almarhum Eden dan Ronny diduga menjadi korban salah tembak oknum aparat TNI Satgas YR 712 dan YR 900 saat melakukan operasi penindakan terhadap kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Mile 34, area PTFI, Timika pada Senin (13/4) petang. Saat itu, kedua pemuda sedang mencari ikan dengan cara menyelam (dalam bahasa setempat disebut molo) dengan membawa tombak atau panah di sebuah kali di sekitar Mile 34.
Sebelumnya, Pangdam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Herman Asaribab bersama Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw dan Kabinda Papua Brigjen TNI Abdul Haris Napoleon, Selasa (14/4) petang mendatangi kamar jenazah RSUD Mimika untuk menemui keluarga korban penembakan oleh aparat. Setelah mendengar aspirasi keluarga korban, kedua petinggi TNI dan Polri itu kemudian masuk ke kamar jenazah RSUD Mimika untuk memberikan penghormatan kepada kedua pemuda yang meninggal itu serta menemui orang tuanya untuk menyampaikan rasa duka cita.
Pangdam mengatakan, kehadirannya bersama Kapolda Papua dan Kabinda Papua di Timika untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan terkait insiden penembakan yang menewaskan dua pemuda tersebut sekaligus menemui keluarga korban yang sedang berduka.
”Saya bersama Kapolda hadir di sini untuk membantu masyarakat yang sedang berduka. Kami menyampaikan turut berduka cita atas kejadian ini,” ujar Asaribab.
Terhadap insiden penembakan tersebut, Pangdam berjanji segera menurunkan tim investigasi. ”Nanti ada petugas yang ditunjuk untuk melaksanakan investigasi sehingga bisa mengetahui kejadian ini secara saksama dan tentu akan ada proses-proses hukum yang berjalan,” kata Asaribab.
Kapolda Papua Paulus Waterpauw mengakui situasi dan kondisi keamanan di wilayah Mimika akhir-akhir ini agak kurang kondusif akibat sekelompok orang bersenjata melakukan serangkaian aksi kekerasan secara masif kepada aparat TNI dan Polri, serta karyawan PT Freeport Indonesia. Dalam kondisi seperti itu, ditempatkan sejumlah satuan tugas di wilayah Mimika, termasuk di area pertambangan PT FI sebagai salah satu objek vital nasional.
”Kehadiran aparat tentu untuk menjaga dan melindungi masyarakat. Namun karena situasinya begitu terbuka, terkadang kami sulit membedakan mana kelompok-kelompok yang berseberangan dengan kita, mana masyarakat biasa,” kata Waterpauw.
Setelah melalui dialog dengan kedua pimpinan TNI dan Polri itu, kerabat korban akhirnya menyetujui jenazah kedua pemuda tersebut dibawa ke Kwamki Lama untuk disemayamkan di rumah duka dan selanjutnya akan dikebumikan.(305/jpc)