SURABAYA | patrolipost.com – Sejumlah program terkait penanganan Corona di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, agaknya bisa segera terlaksana. Pasalnya, Bupati Novi Rahman Hidhayat menargetkan anggaran khusus penanganan Covid-19 senilai Rp 45,3 miliar itu bisa cair pekan depan.
Hal tersebut diungkapkan Bupati Novi saat mengecek posko penanganan Corona di Kecamatan Kertosono, kemarin. “Dalam waktu secepat-cepatnya. Dalam minggu ini atau minggu depan sudah harus terealisasi,” tegasnya.
Lebih jauh Novi mengungkapkan, untuk bisa mencairkan dana Corona, Pemkab harus melalui sejumlah tahapan. Sesuai peraturan terkait pencairan dana yang bernilai puluhan miliar itu. “Kami harus melewati beberapa mekanisme dahulu,” lanjutnya.
Salah satunya, tutur Novi, pihaknya tengah menyiapkan peraturan dan payung hukum pendukung. Terutama perubahan peraturan bupati (perbup) dan peraturan yang terkait lainnya.
Apakah tidak akan memakan waktu lama? Ditanya demikian, Novi menyebut organisasi perangkat daerah (OPD) di Pemkab Nganjuk sudah sudah mengambil langkah secara bertahap. Sehingga, tidak akan memakan waktu lama. “Perbub kan juga tidak butuh waktu lama,” terangnya optimistis.
Seperti diberitakan, sebelumnya DPRD Nganjuk sempat menanyakan peruntukan dana penanganan Corona yang berjumlah besar. Senin (13/4) lalu Bupati Novi mengikuti rapat bersama pimpinan DPRD dan pejabat forkopimda di gedung DPRD Nganjuk.
Setelah pertemuan tersebut, menurut Novi penanganan korona telah menemui titik terang. “Sudah tahu rinciannya. Sudah tahu sumbernya dari mana. Oke, kita laksanakan,” tandas pria yang kerap mengenakan topi tersebut.
Dikatakan Novi, selain untuk alat pelindung diri (APD), disinfektan, dan keperluan penanganan korona lainnya, pemkab juga menganggarkan dana untuk warga yang terdampak Covid-19 ini.
Setiap kepala keluarga (KK) akan mendapat bantuan Rp 200 ribu per bulan. Uang tersebut dirupakan dalam bentuk sembako. “Isinya itu ada beras, minyak goreng, gula, telur, dan sebagainya,” aku Novi.
Rencananya, bantuan tersebut akan dianggarkan untuk waktu tiga bulan ke depan. Terhitung bulan April, Mei, dan Juni. Jika wabah masih terus berlangsung, Novi menjelaskan, pihaknya akan kembali menganggarkan sembako tersebut.
Agar program itu bisa segera terealisasi, Novi meminta pihak desa untuk melakukan pendataan warga terdampak. Dengan demikian, bantuan bisa segera disalurkan kepada mereka yang berhak.
Sebelumnya Novi menegaskan pemkab tidak akan mengambil langkah pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Sebab, dikhawatirkan akan berdampak pada perekonomian.
Sebagai gantinya, pemkab menelurkan sejumlah program terkait penanganan Corona. Termasuk jaring pengaman sosial dengan memberikan bantuan kepada warga yang terdampak.(305/jpc)