Fashion Show Wastra Nusantara, Klungkung Juara II Nasional

fashion 11111
Kabupaten Klungkung keluar sebagai juara II Nasional lomba Fashion Show Wastra Nusantara. (ist)

SEMARAPURA | patrolipost.com – Pemerintah Kabupaten Klungkung melalui Dinas Perizinan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PPMPTSP) memenangkan juara ke II lomba Fashion Show Wastra Nusantara, di Panggung Utama Hall B Jakarta Convention Center, Senayan Jakarta, Kamis (11/7/2024).

Lomba ini serangkaian Rapat Kerja Nasional (Rakernas) XVI Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) Tahun 2024.

Ketua Dekranasda Kabupaten Klungkung Ny Wiryani Jendrika dihubungi Minggu (14/7/2024) menyatakan dirinya hadir bersama Asisten Bupati Luh Ketut Ari Citrawati saat lomba pagelaran busana.

“Senang sekali Klungkung bisa kembali menjadi juara pada lomba busana pada Apkasi tahun ini. Meskipun belum menjadi yang terbaik namun sudah mengalami peningkatan dimana tahun lalu juara III kini mampu Juara II. Selamat kepada sang desainer, semoga produk cepuk Nusa Penida akan semakin dikenal dan diminati pasar lokal dan regional,” ujar Ny Wiryani Jendrika.

Sementara itu, Kepala Dinas Perizinan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PPMPTSP) Made Sudiarkajaya yang juga sekaligus sebagai desainer busana mengatakan, dalam lomba ini, Kabupaten Klungkung menggunakan tema The Royal Secret Of Life Ceremony.

Dimana busana yang dikenakan dua pasang model ini memiliki filosofis siklus kehidupan manusia orang Bali. Orang Bali diyakini akan lahir hidup mati kemudian ada reinkarnasi. Upacara dari masa anak-anak ke masa remaja yang disebut dengan istilah Bali yaitu raja sewala kemudian yang berikutnya setelah dia remaja memasuki usia dewasa dia akan melakukan pernikahan.

Sedangkan pada desain yang dikenakan sepasang model lainnya Sudiarka menjelaskan, desain tersebut tentang royal wedding party. Setelah dua pasang remaja menikah dan menjadi keluarga pada akhirnya akan melahirkan anak dan kembali prosesnya anak-anak menjadi anak remaja. Hal inilah menjadi sebuah siklus kehidupan masyarakat Bali dengan tema The Royal cycle of life ceremony .

Bahan yang digunakan dalam desain ini menggunakan tenun cepuk Nusa Penida yang bahan pewarnanya menggunkan warna alam sebesar 80 persen kemudian yang 20 persen nya adalah mix dari bahan kimia Jadi totalnya 80 persen alam dan 20 persen dari warna kimia. 3 warna yang digunakan diantaranya merah hitam dan warna putih. Tiga warna yang mencerminkan warna tridatu. Proses tenun dan pewarnaan selama 1 tahun karena menggunakan warna alam sedangkan proses penjahitan menghabiskan waktu sebulan.

Jadi pada desain ini ada 4 gaun yang bisa digunakan untuk acara-acara yang berstandar internasional di wedding party. Artinya bisa menggunakan gaun yang cukup elegan ini dan memberikan makna di dalam kehidupan. untuk produk gaun ini harapan kami tentunya kami selaku designer juga harus bertanggung jawab terhadap produk lokal khususnya tenun cepuk untuk bisa bersaing di pasar global dan juga bisa lebih dicintai memasyarakat Dalam dan luar negeri dengan setuhan designer dan menjadi trend masyarakat indonesia dan internasional

Kriteria lomba yakni bahan dan desain dengan kearifan lokal, aksesoris lokal culture, pengetahuan desain terhadap bahan, make up dan hairdo serta detail dan kekuatan jahitan. (855)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.