Foto Wanita Mandi Telanjang di Sungai Picu Keributan antar-Warga

NEGARA | patrolipost.com – Keributan antar-warga terjadi dalam satu banjar di Desa Mendoyo Dauh Tukad, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana, Bali. Keributan ini dipicu status media sosial (medsos) Facebook yang mengunggah foto beberapa wanita bertelanjang dada mandi di sungai.

Berdasarkan informasi di lapangan, pelaku berinisial ES mengunggah foto wanita sedang mandi tersebut di akun medsos pribadinya akhir pekan lalu. Dalam foto di sungai tersebut tampak dua wanita sedang mandi. Kedua perempuan dalam foto itu merupakan seorang gadis bersama ibunya tampak bertelanjang dada.

Kedua korban yang mengetahui pelaku mengambil foto tersebut sudah sempat meminta pelaku untuk menghapus foto-foto tersebut dan meminta agar tidak mengungahnya di medsos. Namun pelaku tetap mengunggahnya sehingga mendapat sorotan netizen.

Warga lain termasuk keluarga korban mengetahuinya beberapa saat setelah foto tersebut diposting di akun pribadi pelaku. Walau dalam foto tersebut muka kedua korban NM (50) dan Ag (30) yang bertelanjang dada disensor, namun pihak keluarga korban tidak terima. Banyak netizen kemudian meng-screanshot unggahan tersebut dan tersebar melalui aplikasi WA.

Ketika suami korban Ni Wayan HA dan dua anak Ni Made AS mengetahui postingan tersebut, langsung melabrak pelaku di rumahnya. Keluarga korban meminta postingan tersebut dihapus. Namun foto tersebut sudah tersebar luas.

Keluarga korban keberatan dengan bagian tubuh yang separuh bugil itu tetap terlihat dalam postingan tersebut. Bahkan persoalan yang bermula dari postingan yang menuai berbagai tanggapan ini sempat ditindaklanjuti aparat setempat. Setelah mentok di tingkat banjar setempat, mediasi mengenai unggahan video wanita mandi di sungai ini di kembali digelar pihak Desa Senin (28/10).

Namun pihak keluarga korban merasa tetap tidak terima dengan unggahan foto semi telanjang tersebut sehingga mediasi kembali buntu. Terlebih foto tersebut sudah tersebar luas walau postingannya sudah dihapus. Kini pihak keluarga korban tetap meminta melanjutkan masalah itu ke jalur hukum.
Perbekel Desa Mendoyo Dauh Tukad, Gusti Putu Ediana mengatakan, pihaknya sudah berupaya agar kedua pihak bisa saling memaafkan, tetapi pihak korban tetap merasa tidak terima. “Sudah kita upayakan damai di sini, tetapi masih ada ganjalan dari pihak keluarga korban,” ujarnya.

Pihaknya menyayangkan permasalahan ini sampai terjadi di wilayahnya, lantaran dalam setiap pertemuan, perangkat Desa sejatinya sudah mewanti-wanti warga agar bijak dalam berinteraksi di dunia maya menggunakan sosmed.

Namun diakuinya masih banyak warga yang hingga kini masih belum bisa mengontrol mengunggah hal-hal pribadi yang semestinya tidak pantas dipublikasikan di media sosial.

“Tapi mediasi di kantor desa kembali gagal, suami dan keluarga korban tetap tidak terima permasalah tersebut diselesaikan secara kekeluargaan karena menyangkut harga diri. Makanya keluarga korban langsung melaporkan kasus tersebut ke polisi,” tandasnya. Terkait kasus tersebut pihaknya juga menyerahkan sepenuhnya kepada aparat kepolisian karena mediasi di banjar dan di desa telah gagal. (571)

Pos terkait