MAMUJU | patrolipost.com – Gempa susulan mengguncang wilayah Sulawesi Barat (Sulbar), Jumat (15/1/2021) sekitar pukul 02.30 Wita. Getaran lebih kuat, bahkan sebanyak tiga kali gempa susulan yang terasa hingga Kota Makassar dengan durasi lebih lama.
Saat terjadi gempa susulan, sejumlah warga di Kecamatan Campalagian Kabupaten Polewali Mandar berhamburan keluar rumah untuk menyelamatkan diri.
“Ada gempa,” teriak warga sembari keluar rumah. Getaran gempa lebih besar dibandingkan gempa pertama dan waktunya lebih lama. Dalam sebuah video singkat, tampak warga mendatangi Kantor Gubernur Sulawesi Barat yang ambruk dan rusak cukup parah.
“Kantor Gubernur Sulbar ambruk. Hancur. Alhamdulillah masih diberi keselamatan. Hotel Matos (Mamuju), hancur,” kata warga yang merekam gambar yang tersiar, Jumat (15/1/2021) dini hari.
Jarak antara Mamuju dengan lokasi gempa di wilayah Malunda, Majene sekira 100-an KM. Hotel Matos kepanjangan dari Maleo Town Square Jalan Yos Sudarso No. 37 Mamuju, Kecamatan Mamuju, Sulawesi Barat. Kantor Gubernur Sulbar beralamat di Kompleks Perkantoran Gubernur, Jalan Abdul Malik Pattana Endeng, Rangas, Kecamatan Simboro Dan Kepulauan, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat.
Menurut informasi dari Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa susulan tersebut dengan kekuatan magnitudo 6,2. Gempa berpusat di lokasi 2.98 LS,118.94 BT arah 6 km Timur Laut Majene-Sulbar. Dengan kedalaman gempa 10 Km berdasarkan rilis BMKG. Gempa susulan ini lebih kuat magnitudonya jika dibandingkan pada gempa sebelumnya pada Kamis (14/1/2021) pukul 14.30 Wita.
Khawatir Tsunami
Sementara itu ratusan warga pesisir di Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat (Sulbar), mengungsi. Mereka memilih ke perbukitan karena khawatir tsunami pasca gempa 5,9 SR mengguncang Majene, Kamis (14/1/2021). Mereka takut pulang ke rumahnya karena khawatir akan tsunami dan gempa susulan.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Majene, Sirajuddin. Lebih jauh, Sirajuddin mengatakan, ada sekitar 200 warga Malunda tinggalkan rumahnya setelah gempa tadi siang.
“Mereka ketakutan adanya info tsunami,” kata Sirajuddin ditemui di kantornya.
Sirajuddin menyampaikan gempa 5,9 SR yang mengguncang Majene tidak berpotensi tsunami. Hal itu sesuai dari hasil analisis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
“Malam ini mereka akan turun ke lokasi untuk memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa gempa ini tidak berpotensi Tsunami.
Sekedar diketahui pasca gempabumi hujan deras mengguyur wilayah Majene. Hujan turun sejak sore hingga malam ini dengan intensitas sedang hingga lebat.
Gempa Magnitudo 5,9 SR
Tebing di tepi Jalan Poros Majene, Sulawesi Barat (Sulbar) longsor, Kamis (14/1/2021).
Tebing dengan ketinggian beberapa meter longsor diduga akibat gempa mengguncang wilayah itu. Akibat longsor, material tanah dan bebatuan menutupi badan jalan yang menghubungkan antara Majene dan Mamuju.
Sekedar diketahui gempa mengungcang wilayah Majene sekitar pukul 14.30 wita tadi. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki magnitudo 5,9 SR.
Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 2,99 LS dan 118,89 BT , atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 4 km arah BaratLaut Majene, Sulawesi Barat pada kedalaman 10 km. Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik ( thrust fault).
Guncangan gempabumi ini dirasakan hingga daerah Polewali, IV-V MMI, Mamuju. Getaran dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun. Kemudian juga dirasakan warga Mamuju Utara dan Mamuju Tengah III-IV MMI, Toraja dan Mamasa III MMI . (305/tnc)