TAIPEI | patrolipost.com – Jumlah korban luka akibat gempa bumi dahsyat yang mengguncang Taiwan pada Rabu (3/4) terus bertambah hingga melebihi 1.000 orang. Jumlah korban tewas masih sama, yakni sembilan orang, sedangkan puluhan orang lainnya termasuk para pekerja hotel di taman nasional setempat dilaporkan hilang.
Seperti dilansir Reuters, Kamis (4/4/2024), guncangan gempa yang dilaporkan oleh otoritas Taipei berkekuatan Magnitudo 7,2 — laporan USGS menyebut gempa di Taiwan berkekuatan Magnitudo 7,4 (sebelumnya dilaporkan Magnitudo 7,5) — tercatat sebagai gempa terkuat dalam 25 tahun terakhir di negara tersebut.
Gempa mengguncang pada Rabu (3/4) pagi saat orang-orang bersiap untuk berangkat kerja dan masuk sekolah. Pusat gempa dilaporkan ada di lepas pantai timur Taiwan, dekat dengan wilayah Hualien yang sebagian besar merupakan area pedesaan dan berpenduduk jarang.
Gedung dan bangunan juga berguncang hebat di Taipei, namun kerusakan dan gangguan di ibu kota Taiwan itu tidak terlalu parah.
Kerusakan besar terjadi di Hualien dengan puluhan gedung ambruk atau dalam kondisi miring akibat gempa, yang menjadikannya tidak aman untuk ditinggali. Orang-orang dilaporkan terjebak di dalam gedung yang ambruk atau miring tersebut.
Departemen Pemadam Kebakaran Taiwan melaporkan jumlah korban luka saat ini mencapai 1.038 orang. Sekitar 48 orang lainnya, termasuk 42 pekerja hotel, dilaporkan masih hilang hingga saat ini.
Pusat komando penanggulangan bencana mengatakan pada Rabu (3/4) malam bahwa upaya pencarian terhadap puluhan pekerja hotel itu menjadi fokus utama. Para pekerja hotel itu menghilang dalam perjalanan ke tempat mereka bekerja di area Ngarai Taroko, sebuah taman nasional.
Otoritas setempat berencana mengerahkan drone dan helikopter untuk membantu upaya pencarian, dan menerjunkan pasokan jika mereka ditemukan.
Sekitar 127 orang juga terjebak di terowongan yang runtuh dan di jalan pegunungan di sepanjang garis pantai yang terjal. Pusat gempa berada 18 km (11 mil) selatan kota Hualien, namun getaran kuat terasa hingga ibu kota Taipei, yang berjarak lebih dari 100 km.
Bencana ini menyebabkan kerusakan paling parah di Hualien, di mana bangunan-bangunan runtuh, jalan-jalan diblokir dan jalur kereta api terganggu, sehingga wilayah terpencil tersebut semakin terputus dari wilayah Taiwan lainnya.
“Saya baru saja bangun dari tempat tidur ketika rak pakaian dan lemari rendah terjatuh,” terang Ocean Tsai, yang tinggal di Hualien, kepada BBC Chinese.
“Kekuatannya semakin kuat, dan saya mulai mengkhawatirkan barang-barang kami di rumah. Untungnya, selain sepeda motor yang terguling, kerusakannya minimal,” lanjutnya.
Namun media sosial segera dipenuhi dengan rekaman tanah longsor yang luar biasa di sepanjang pantai. Mereka terjatuh dari pegunungan, membuat awan besar mengepul dari laut saat mereka menabraknya.
Di sepanjang garis pantai ini, dengan jalan sempit dan berkelok-kelok serta terowongan yang diukir dari batu, puluhan orang terjebak. Rute ini populer di kalangan wisatawan, terkenal karena pemandangan spektakuler dari pegunungan di seberang Samudera Pasifik. Namun gunung ini juga dikenal berbahaya, salah satunya karena kemungkinan terjadinya tanah longsor.
Operasi penyelamatan untuk menyelamatkan 77 orang yang terjebak di terowongan Jinwen dan Qingshui di sepanjang jalan di Hualien terus berlanjut hingga malam hari. Gambar menunjukkan bagaimana jalan di luar terowongan Qingshui runtuh begitu saja.
Tidak jelas berapa lama mereka yang berada di dalam akan terjebak, dan apakah mereka mempunyai makanan dan air atau tidak, atau dapat berkomunikasi dengan dunia luar.
Lebih jauh ke utara, Taipei juga diguncang hebat dengan rekaman yang menunjukkan bangunan tempat tinggal runtuh, dan orang-orang dievakuasi dari rumah dan sekolah mereka. Stasiun TV lokal menayangkan klip kendaraan yang hancur dan toko-toko yang berantakan. Pemadaman listrik dan pemadaman internet dilaporkan terjadi di seluruh pulau.
“Gempanya dekat dengan daratan dan dangkal. Gempa ini terasa di seluruh Taiwan dan pulau-pulau lepas pantai. Gempa ini merupakan gempa terkuat dalam 25 tahun terakhir,” kata Wu Chien Fu, direktur Pusat Seismologi Taipei.
Taiwan, rumah bagi 23 juta orang, sebagian besar bergunung-gunung di bagian timur, tempat Hualien berada. Ini adalah daerah berpenduduk jarang, rumah bagi suku-suku asli. Dalam sebagian besar sejarahnya, wilayah ini terputus dari wilayah Taiwan lainnya karena pegunungannya yang tinggi. (305/ckc/dtc/bbc)