SEMARAPURA | patrolipost.com – Bertepatan dengan Hari Banyupinaruh, Minggu (23/10/2022) umat Hindu Nusantara utamanya yang di Bali, melaksanakan kegiatan ritual melukat (penyucian diri-red) mandi dengan air laut, dengan memenuhi pantai pantai di Bali sekaligus sebagai ritual bersihkan mala (kekotoran-red).
Kegiatan ritual Umat Hindu ini dilakukan di beberapa pantai di Bali, utamanya pantai yang dikenal sakral dengan ombaknya yang ganas yaitu Pantai Watu Kolotok, Kabupaten Klungkung, Bali dan beberapa pantai lainnya.
Ditemui di sela-sela kegiatan tersebut, Babinsa Pelda I Wayan Winaya yang juga sebagai Jro Mangku Dadia di Desa Gelgel menyatakan, kegiatan ritual bertepatan dengan Hari Banyu Pinaruh pada Redite Paing wuku Sinta ini dilakukan umat Hindu Nusantara, Hari Banyu Pinaruh ini datangnya, sehari setelah perayaan Hari Raya Saraswati yang jatuh pada Sabtu (22/10) lalu. Di Hari raya Saraswati ini dimaknai oleh umat Hindu Nusantara sebagai hari turunnya Ilmu Pengetahuan dan sebagai tonggak bersejarah kecerdasan bagi umat Hindu Nusantara.
“Sementara Banyu Pinaruh jatuh pada Redite Paing Sinta atau bertepatan hari Minggu, 23 Oktober 2022, merupakan hari pertama pada siklus kehidupan berdasarkan kalendar Hindu Bali. Banyu Pinaruh berasal dari kata banyu yang berarti air (sumber kehidupan) dan pinaruh dari kata pangeweruh (pengetahuan),” ungkap Pelda Jro Mangku Wayan Winaya.
Sementara itu terkait kegiatan mandi melukat di Hari Banyu Pinaruh ini menurut Klian Banjar Adat Jelantik Kuribatu Desa Tojan, Kadek Yogi Suarjana menyatakan Banyu Pinaruh dimulai saat pagi hari sebelum mengawali berbagai kegiatan, umat Hindu dihari yang sakral ini datang ke sumber mata air atau pantai untuk melaksanakan ritual pembersihan diri atau melukat, agar diberikan kebersihan diri dan dibebaskan dari hal-hal yang sifatnya buruk. (855)
