RUTENG | patrolipost.com – Pada moment peringatan Hari Perempuan Sedunia, dua perempuan asal Nagekeo yang berprofesi sebagai penjual cilok, Ermelinda Sera (23) dan Genoveva Nona (30) ingatkan kaum perempuan untuk tidak gengsi.
Dua perempuan yang sehari-hari mendorong gerobak cilok menyusuri jalanan Kota Ruteng kepada patrolipost.com di Ruteng, Selasa (8/3/2022) mengakui mereka setiap hari berjualan cilok untuk menafkahi keluarganya, membantu sekolah adik-adik mereka dan juga mengirimkan hasil jerih payah mereka untuk membantu orangtua.
“Hasil jualan cilok berkisar minimal Rp 200.000 kalau lagi sepi dan sampai Rp. 500.000 per hari kalau lagi beruntung. Selain membiayai keperluan sehari-hari, kami juga membantu biaya sekolah adik-adik kami yang masih kuliah, SMA dan SMP,” ungkap Linda.
Menurut perempuan asal Koekobho, Desa Utetoto, Kecamatan Nangaroro, Kabupaten Nagekeo tersebut, awal mereka terjun berdagang cilok adalah saat mereka datang dari Ende untuk berziarah ke makam keluarganya di Manggarai Barat. Ketika hendak kembali ke Ende, mereka melihat peluang usaha di Kota Ruteng masih memungkinkan, terutama usaha berdagang cilok.
“Saya kebetulan pernah bekerja di Ende. Usaha majikan saya yaitu warung cilok. Jadi saya setiap hari berkutat dengan cilok. Dengan sendirinya saya tahu resepnya dan mencoba membuka usaha sendiri,” ujarnya.
Ketika ditanya apakah selanjutnya akan membuka gerai cilok agar pelanggan yang menghampiri mereka, tisak seperti sekarang berkeliling menjajakan cilok, Linda lebih memilih berjualan keliling.
“Kami lebih memilih berkeliling mendorong gerobak. Hal ini bagian dari pelayanan kami untuk mengantarkan cilok kepada pelanggan,” imbuhnya.
Linda berpesan kepada semua perempuan untuk tidak gengsi dalam memilih pekerjaan. Niat dan kesungguhan dalam bekerja mengantarkan siapa pun pada kesuksesan.
“Kepada seluruh perempuan di Indonesia maupun di Dunia, saya ucapkan selamat hari perempuan sedunia. Jangan gengsi untuk memilih pekerjaan. Perempuan harus tangguh,” tandasnya. (pp04)