Mitos Anak Punya Dua Unyeng-unyeng di Manggarai: Kelak Punya Dua Istri, Benarkah?

unyeng unyeng
Anak dengan dua unyeng-unyeng. (ist)

BORONG | patrolipost.com – Daerah Manggarai memiliki banyak mitos yang belum bisa dibuktikan secara ilmiah. Salah satunya mitos tentang anak yang mempunyai dua uyeng-uyeng yang diyakini kelak akan mempunyai dua istri.

Namun, hingga sekarang mitos tersebut belum terbukti, justru mereka yang mempunyai satu uyeng-uyeng (cole dalam bahasa Manggarai) yang kadang mempunyai hasrat tinggi untuk beristri dua.

Bacaan Lainnya

Di luar negeri, unyeng-unyeng dikenal sebagai cowclick atau hair whorl atau pusaran rambut yang telah terbentuk sejak anak dalam kandungan.

Melansir lifetickler.com, Amar KLar, ahli genetika mengatakan bahwa 90 persen anak yang tidak kidal memiliki unyeng-unyeng yang searah jarum jam, dan 10 persen sisanya yang kidal memiliki unyeng-unyeng berlawanan jarum jam.

Sementara, mitos tentang dua unyeng-unyeng menandakan anak nakal juga diyakini oleh orang Portugis. Namun faktanya, dua unyeng-unyeng tersebut hanya sebuah mitos yang sudah lama dipercaya masyarakat. Pada akhirnya kepercayaan masyarakat akan mitos tersebut membentuk pemikiran bahwa anak yang memiliki dua unyeng-unyeng pasti akan nakal.

Di sisi lain, mitos dua unyeng-unyeng menandakan anak nakal mungkin saja berkaitan dengan perilaku anak-anak autisme yang kebetulan memiliki dua unyeng-unyeng ini.

Dikutip dari sonora.od, berikut 5 sifat seseorang yang memiliki dua pusar di kepalanya:

Memiliki energi ekstra

Sebagian orang menyatakan bahwa seseorang yang memiliki dua pusar kepala merupakan anak yang nakal. Namun kenyataannya, mereka hanyalah anak yang super aktif.

Fokus

Meski memiliki energi yang sangat ekstra, pemilik dua unyeng-uyeng dapat mengendalikan energinya. Ini biasanya akan mereka lakukan pada pekerjaan-pekerjaan tertentu yang mana membuatnya jadi lebih fokus. Fokusnya yang luar biasa dalam bekerja akan membuat dia diapresiasi atasan karena menghasilkan hasil yang terbaik.

Memiliki perspektif yang berbeda

Mereka yang memiliki uyeng-uyeng dua memiliki cara pandang yang berbeda dari yang lain. Ini bukanlah suatu hal yang nakal, hanya saja mereka mempunyai kemampuan berpikir yang ‘out of the box’. Mereka tidak hanya melihat dari sisi umumnya saja, si dua pusar kepala ini lebih suka melihat cara pandangnya lainnya. Tak heran jika mereka dicap nakal oleh orang-orang. Padahal, bukan sesuatu yang salah jika memandang sesuatu dari perspektif berbeda.

Pintar bergaul

Karena energinya yang sangat besar, si dua pusar kepala ini cenderung tidak bisa diam dan selalu mencari kegiatan. Maka dari itu mereka memiliki kecenderungan untuk banyak bergaul dengan orang lain. Tak hanya bergaul dengan sanak keluarga, mereka juga mempunyai banyak koneksi di lingkungannya. Karena energinya yang sangat besar, si dua pusar kepala ini cenderung tidak bisa diam dan selalu mencari kegiatan.

Maka dari itu mereka memiliki kecenderungan untuk banyak bergaul dengan orang lain. Tak hanya bergaul dengan sanak keluarga, mereka juga mempunyai banyak koneksi di lingkungannya.

Banyak bicara

Si dua unyeng-unyeng ini sangat tidak mudah digoyahkan oleh sebuah keheningan. Mereka cenderung banyak bicara dan tidak bisa diam. Mereka senang pembicaraan yang luas dan membahas sesuatu yang berbeda.

Tak heran jika banyak yang mengatakan jika mereka adalah sosok yang supel. Mereka sangat mahir mengutarakan pendapat dengan cara yang berbeda dan unik. Tak hanya itu, si pemilik dua pusar juga tak suka memendam perasaannya.

Masih terkait unyeng-unyeng atau pusar di kepala,  Kepala Bagian Genetika dan Laboratorium Biologi Kroosom di National Cancer Institute di Maryland, Amar J S Klar menyebutkan, terdapat hal unik mengenai bentuk pusar rambut. Seseorang dengan pusar rambutnya mengikuti arah jarum jam akan menggunakan tangan kanan dalam aktivitas harian. Sementara itu orang dengan unyeng-unyeng berlawanan arah jarum jam, maka orang tersebut akan kidal.

Itulah fakta ilmiah tentang unyeng-unyeng. Jadi apapun mitos yang berkaitan dengan uyeng-uyeng bisa dikaji melalui fakta ilmiah terlebih dahulu. Apa pun mitosnya jika tak terbukti tentu saja perlu dikaji secara ilmiah. (pp04)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *