DENPASAR | patrolipost com – Harmonisasi antara masyarakat lokal Desa Serangan dengan PT Bali Turtle Island Development (BTID) menjadi pondasi kuat dalam pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kura Kura Bali.
Mangku Pura Patpayung Jro Ketut Sudiarsa mengatakan, keterbukaan dan harmonisasi dengan semua pihak di Pulau Serangan selalu terjaga dengan baik.
“Tidak semua hal perlu diumumkan, yang penting ada kepercayaan dan itikad baik,” kata Jro Ketut Sudiarsa, Kamis (24/4/2025).
Ia akan tetap mendukung hal-hal yang menjadi rencana ke depan dari KEK Kura Kura Bali, terutama terkait kelancaran pembangunannya.
“Semoga beliau Ida Betara Dalem Pat Payung memberikan jalan tuntunan agar apa yang menjadi harapan dari pihak BTID tidak ada halangan dan dilancarkan, Rahayu,” ujarnya.
Bendesa Desa Adat Serangan Kota Denpasar, I Nyoman Gede Pariatha menyampaikan, Kawasan Kura Kura Bali menjadi bagian dari teritorial desa adat Serangan. Untuk itu keharmonisan perlu dijaga dari segala aspek.
“Kawasan ini menjadi impian yang tertunda kemarin, kami mendukung penuh agar pembangunan terealisasi. Investasi yang terjadi di sini harus melahirkan kesejahteraan untuk warga Serangan dan masyarakat sekitar,” ujar Nyoman Gede Pariatha.
Ia menyebut, di tengah isu yang sempat berkembang di masyarakat, BTID berkontribusi besar terhadap kesejahteraan warga Desa Adat Serangan.
Gede Pariatha mencontohkan, kesepahaman tahun 1998 tertulis BTID punya kewajiban menyerahkan lahan kepada masyarakat Desa Adat Serangan, 6,5 hektar. Akan tetapi BTID menyerahkan seluas 7,3 hektar, serta memberikan jalan umum dan fasilitas lain.
Tak hanya itu, BTID juga telah menyediakan lahan seluas 4 hektar untuk parkir pada setiap acara Galungan dan Kuningan di Pura Sakenan dari tahun ke tahun.
Ia menambahkan, pada saat pandemi Covid 19, PT BTID tidak memberhentikan satupun karyawan asal Serangan.
“Artinya masih ada transaksi rupiah di Serangan sehingga tangkapan nelayan bisa dibeli warga Serangan. Padahal saat itu banyak PHK, tapi warga yang bekerja di sini masih diberikan gaji,” jelasnya.
Sementara itu, Lurah Serangan Ni Wayan Sukanami menyebut, PT BTID telah berkontribusi besar kepada kesejahteraan warga di Kelurahan Serangan dan Desa Adat Serangan.
“Perlu kita ingat, bahwa dulu mau sembahyang ke Pura Sakenan di Serangan selalu pakai jukung, dan saat air laut surut kita pasti jalan kaki, setelah ada pengembangan dari BTID reklamasi 1998, di sana dibangun jembatan penghubung seperti saat ini,” jelas Sukanami. (pp03)