GIANYAR | patrolipost.com – Lahirnya BPR Kanti tak lain sebagai salah satu lembaga keuangan yang benar-benar ada di tengah-tengah masyarakat. Oleh karena itu, BPR Kanti dengan CSR-nya memperkuat lembaga adat, sesuai dengan marwahnya dan fokus kepada kitahnya BPR sebagai community bank. Hal ini diutarakan Direktur Utama BPR Kanti I Made Arya Amitaba di acara Pasamuhan Agung IV MDA Provinsi Bali yang dilaksanakan di Wantilan Pura Samuan Tiga, Bedulu Gianyar, Sabtu (26/8/2023).
Disebutkan, BPR Kanti berinisiatif turut serta dalam meningkatkan kapasitas kelembagaan (capacity building) pemerintahan desa adat di Bali. Inisiatif BPR Kanti ini dibuktikan dengan penandatanganan MoU bersama Majelis Desa Adat Provinsi Bali. Penandatanganan MoU dilakukan langsung oleh Bandesa Agung Majelis Desa Adat Provinsi Bali Ida Pengelingsir Agung Putra Sukahet dengan Direktur Utama BPR Kanti I Made Arya Amitaba disaksikan Gubernur Bali Wayan Koster dan bandesa se-Bali saat
Pasamuhan Agung yang dihadiri 1.800-an peserta yang terdiri dari seluruh bandesa se-Bali dan pejabat terkait baik dari Provinsi, Kabupaten/Kota maupun undangan lainnya, BPR Kanti juga menyerahkan 300 buku “Hukum Adat Bali Aneka Kasus dan Penyelesaiannya” kepada MDA Provinsi Bali. Buku yang sama juga sudah diserahkan kepada bandesa se-Bali pada tahun 2016.
Direktur Utama BPR Kanti Made Arya Amitaba mengatakan penandatanganan MoU ini dalam rangka meningkatkan kapasitas kelembagaan pemerintahan desa adat, khususnya penyelesaian perkara adat/wicara di desa adat, agar terciptanya kasukertan di desa adat di Bali. Wujud dari MoU ini yaitu mengadakan kegiatan Training of Trainer (TOT) yang dilaksanakan oleh MDA Provinsi Bali bertempat di Gedung Pusdiklat BPR Kanti, Terminal Batubulan Gianyar.
“Kegiatan TOT ini untuk memberikan bimbingan teknis kepada para peserta TOT yang berasal dari Prajuru MDA Bali dan/atau relawan yang ditentukan oleh MDA Provinsi Bali yang nantinya menjadi Pelatih Prajuru Desa Adat di Bali,” ujar Made Arya Amitaba.
Selain penyelenggaran TOT, BPR Kanti juga akan memberikan penghargaan terbaik 1, 2, dan terbaik 3 bagi peserta Training of Trainer (TOT), dan memberikan penghargaan terbaik bagi desa adat di setiap kabupaten/kota yang dapat menyelesaikan kasus terbanyak di wilayah adat masing-masing.
Arya Amitaba menegaskan kerja sama ini dalam jangka pendek memang belum terlihat. Namun ketika tujuan awal bahwa masalah adat bisa diselesaikan dengan baik di wilayah desa adatnya, maka krama adat bisa lebih fokus melakukan kegiatan ekonominya tanpa harus terkuras energi untuk ikut menuntaskan persoalan adat.
“Ini yang kami harapkan sehingga ketika krama adat bisa bergerak ekonominya, maka disitulah spirit BPR Kanti yakni sebagai lembaga community bank,” ucap Amitaba yang pada 25 Agustus 2023 kemarin BPR Kanti menerima award terbaik ke-3 di ajang Infobank Award 2023 untuk kategori asset 500 miliar sd 1 triliun rupiah.
“Prestasi yang diraih BPR Kanti justru di saat masih dalam masa-masa pandemi Covid-19 dimana Bali merupakan satu-satunya provinsi di Indonesia yang mendapat tambahan kebijakan regulasi terkait restrukturisasi kredit,” ungkap Amitaba. (wie)