Inovasi SMAN 2 Bangli Kelola Sampah Organik dengan Sistem Teba Modern

teba modern
Teba modern di SMAN 2 Bangli. (ist)

BANGLI | patrolipost.com – Permasalahan sampah telah menjadi momok sejak lama. Namun demikian berbagai cara dilakukan untuk menuntaskan masalah klasik ini, salah satunya lewat sumur sampah (teba modern). Beberapa desa dan sekolah telah menerapkan sistem ini.

Seperti halnya SMAN 2 Bangli. Sekolah yang berada di ujung Utara Kota Bangli ini kini telah memiliki 3 unit teba modern.

Bacaan Lainnya

Kepala SMAN 2 Bangli I Gede Kariawan menjelaskan bahwa sebelum ada teba modern, sampah organik dan residu dari sekolah dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA Landih. Sementara sampah anorganik dikelola melalui kerja sama dengan bank sampah.

Menurut Gede Kariawan dengan keberadaan teba modern nantinya sampah organik bisa diolah menjadi pupuk. Dengan luas lahan sekolah hampir 1,8 hektar dan didukung  banyak pohon dan taman, maka kebutuhan pupuk sangat tinggi.

”Dengan hanya  3 unit teba modern masih dirasa kurang untuk pemenuhan pupuk. Maka rencana kami akan membuat teba modern lagi hingga jumlah mencapai 10 unit,” kata Kasek asal Desa Songan, Kecamatan Kintamani ini.

Rencana penambahan akan dilakukan secara bertahap menyesuaikan dengan ketersediaan anggaran.

Saat ini, pihak sekolah sedang menanamkan kebiasaan kepada siswa untuk memilah sampah menjadi tiga jenis, yakni sampah organik, anorganik, dan residu. Untuk sementara, siswa hanya diwajibkan memilah sampah, sedangkan proses pembuangan ke teba modern dilakukan oleh tim khusus. Hal ini untuk menghindari tercampurnya sampah plastik ke dalam teba.

“Khawatirnya ada sampah plastik dimasukkan ke teba modern, jadi untuk sementara tim yang membuang ke sana,” ungkapnya.

Desain dalam membuat teba modern memang dirancang memiliki sentuhan seni, sehingga bisa menyatu dengan taman sekolah.

“Bagian atas teba dimanfaatkan sebagai meja dengan dilengkapi tempat duduk. Sedangkan areal sekitarnya adalah taman sekolah sehingga kesannya menyatu dan indah dipandang,” ungkap Gede Kariawan. (750)

Pos terkait