GAZA | patrolipost.com – Israel meratakan distrik Gaza Utara setelah memberikan peringatan setengah jam kepada keluarga untuk melarikan diri, dan menyerang sebuah gereja Kristen Ortodoks tempat orang lain berlindung pada hari Jumat (20/10/2023).
Melansir reuters, Sekretaris Jenderal PBB mengunjungi persimpangan antara Jalur Gaza yang terkepung dan Mesir, dan mengatakan bantuan kemanusiaan harus diizinkan masuk secepat mungkin.
Lalu, Israel telah berjanji untuk memusnahkan kelompok Islam Hamas yang menguasai Gaza, setelah orang-orang bersenjata menerobos pagar pembatas yang mengelilingi daerah kantong tersebut pada 7 Oktober dan mengamuk di kota-kota dan kibbutze-kibbutze Israel, menewaskan 1.400 orang yang merupakan sebagian besar warga sipil.
“Anda melihat Gaza sekarang dari kejauhan, Anda akan segera melihatnya dari dalam. Perintah akan datang,” Menteri Pertahanan Yoav Gallant mengatakan kepada pasukan yang berkumpul di perbatasan Gaza pada hari Kamis (19/10/2023).
Israel telah menggempur Gaza dengan serangan udara dan mengepung 2,3 juta penduduk di wilayah tersebut, bahkan melarang pengiriman makanan, bahan bakar, dan pasokan medis. Sejak 7 Oktober, setidaknya 4.137 warga Palestina telah terbunuh dan 13.000 lainnya terluka di Gaza akibat serangan Israel sejak 7 Oktober, demikian kata kementerian kesehatan Palestina.
Sementara itu, PBB mengatakan lebih dari satu juta orang kehilangan tempat tinggal.
Patriarkat Ortodoks Yerusalem, denominasi utama Kristen di Palestina mengatakan bahwa pasukan Israel telah menyerang Gereja Saint Porphyrius di Kota Gaza, tempat ratusan umat Kristen dan Muslim mencari perlindungan.
Video dari lokasi kejadian menunjukkan seorang anak laki-laki yang terluka dibawa dari reruntuhan pada malam hari. Seorang pekerja pertahanan sipil mengatakan dua orang di lantai atas selamat; mereka yang berada di lantai bawah telah terbunuh dan tubuh mereka masih berada di reruntuhan.
“Mereka merasa akan aman di sini. Mereka menghindari pemboman dan kehancuran, dan mereka mengatakan akan aman di sini, namun kehancuran mengejar mereka,” teriak seorang pria.
Kantor media pemerintah yang dikelola Hamas di Gaza mengatakan 18 warga Kristen Palestina telah terbunuh. Belum ada pernyataan langsung dari gereja mengenai jumlah korban tewas terakhir. Dikatakan bahwa menargetkan gereja-gereja yang digunakan sebagai tempat perlindungan bagi orang-orang yang melarikan diri dari pemboman adalah “kejahatan perang yang tidak dapat diabaikan”.
Militer Israel mengatakan sebagian dari gereja tersebut rusak akibat serangan terhadap pusat komando militan dan pihaknya sedang meninjau insiden tersebut. (pp04)